SERANG, KOMPAS.com - Komisi Nasional Perlindungan (Komnas) Anak Provinsi Banten mencatat, ada 27 kasus tawuran yang terjadi di Provinsi Banten.
Ketua Komnas Anak Provinsi Banten Hendry Gunawan mengatakan, dalam enam bulan terakhir, Mei hingga November 2022, sebanyak 286 anak terlibat dalam aksi tawuran antar kelompok. Dari jumlah itu, 4 anak meninggal dunia karena mengalami luka senjata tajam.
"Dari jumlah itu, ada sekitar 285 anak yang terlibat tawuran dan kekerasan berkelompok. Rata-rata pelajar atau anak di bawah umur yang terjadi di seluruh wilayah di Banten," ujar Hendry melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (13/11/2022).
Baca juga: Tawuran Siswa SMK dan SMA di Pangkalpinang, Polisi Sampai Lepas Tembakan Peringatan
Hendry menyebut, tawuran dan penyerangan yang melibatkan anak-anak di bawah umur itu, menyebabkan 13 anak mengalami luka berat maupun luka ringan, serta 4 orang meninggal dunia.
Adapun kasus meninggal dunia aksi tawuran terjadi di Kota Serang, Kota Tangerang, dan Kabupaten Tangerang.
Mengantisipasi aksi kenakalan remaja yang terus terjadi, Hendry meminta semua pihak, baik orangtua, sekolah, hingga seluruh stakeholder bersama-sama mencegah terjadinya peristiwa tersebut.
"Semua instansi terkait harus terlibat dalam semua permasalahan ini, khususnya berkaitan dengan anak," ujar Hendry.
Baca juga: UMK Dinilai Tinggi, 3 Perusahaan Besar Hengkang dari Banten, Berpotensi Tambah Penganggur
Selain itu, dalam meminimalisir aksi tawuran, pihaknya terus melakukan sosialisasi dan penyuluhan terhadap anak pelaku tawuran melalui keluarga maupun sekolah.
"Anak-anak yang terindikasi terlibat kekerasan berkelompok maupun tawuran akan dilakukan pembinaan berkelanjutan,” kata Hendry.
Menanggapi maraknya aksi tawuran anak-anak terutama pelajar, Ketua Komisi V DPRD Provinsi Banten Yeremia Mendrofa meminta semua pihak termasuk orangtua, sekolah, dan pemerintah terus memberikan pemahaman serta motivasi supaya anak-anak tidak terlibat tawuran.
Terutama, lanjut Yeremia, pemerintah harus hadir memberikan ruang masa depan yang baik kepada generasi anak bangsa untuk tumbuh kembang menjadi anak yang bermanfaat bagi nusa bangsa dan negara.
"Kami berharap seluruh lembaga dan tentu saja pemerintah Provinsi Banten dapat bahu membahu mendorong agar penanganan anak-anak yang terlibat tawuran ini menjadi program berkelanjutan, sebagai bentuk hadirnya pemerintah dalam memberikan ruang masa depan yang baik bagi anak-anak di Banten," kata Yeremia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.