Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas Anak: 285 Orang Anak Terlibat Tawuran di Banten, 4 Meninggal Dunia

Kompas.com - 13/11/2022, 12:11 WIB
Rasyid Ridho,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Komisi Nasional Perlindungan (Komnas) Anak Provinsi Banten mencatat, ada 27 kasus tawuran yang terjadi di Provinsi Banten.

Ketua Komnas Anak Provinsi Banten Hendry Gunawan mengatakan, dalam enam bulan terakhir, Mei hingga November 2022, sebanyak 286 anak terlibat dalam aksi tawuran antar kelompok. Dari jumlah itu, 4 anak meninggal dunia karena mengalami luka senjata tajam. 

"Dari jumlah itu, ada sekitar 285 anak yang terlibat tawuran dan kekerasan berkelompok. Rata-rata pelajar atau anak di bawah umur yang terjadi di seluruh wilayah di Banten," ujar Hendry melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (13/11/2022).

Baca juga: Tawuran Siswa SMK dan SMA di Pangkalpinang, Polisi Sampai Lepas Tembakan Peringatan

Hendry menyebut, tawuran dan penyerangan yang melibatkan anak-anak di bawah umur itu, menyebabkan 13 anak mengalami luka berat maupun luka ringan, serta 4 orang meninggal dunia.

Adapun kasus meninggal dunia aksi tawuran terjadi di Kota Serang, Kota Tangerang, dan Kabupaten Tangerang.

Mengantisipasi aksi kenakalan remaja yang terus terjadi, Hendry meminta semua pihak, baik orangtua, sekolah, hingga seluruh stakeholder bersama-sama mencegah terjadinya peristiwa tersebut.

"Semua instansi terkait harus terlibat dalam semua permasalahan ini, khususnya berkaitan dengan anak," ujar Hendry.

Baca juga: UMK Dinilai Tinggi, 3 Perusahaan Besar Hengkang dari Banten, Berpotensi Tambah Penganggur

Selain itu, dalam meminimalisir aksi tawuran, pihaknya terus melakukan sosialisasi dan penyuluhan terhadap anak pelaku tawuran melalui keluarga maupun sekolah.

"Anak-anak yang terindikasi terlibat kekerasan berkelompok maupun tawuran akan dilakukan pembinaan berkelanjutan,” kata Hendry.

Menanggapi maraknya aksi tawuran anak-anak terutama pelajar, Ketua Komisi V DPRD Provinsi Banten Yeremia Mendrofa meminta semua pihak termasuk orangtua, sekolah, dan pemerintah terus memberikan pemahaman serta motivasi supaya anak-anak tidak terlibat tawuran.

Terutama, lanjut Yeremia, pemerintah harus hadir memberikan ruang masa depan yang baik kepada generasi anak bangsa untuk tumbuh kembang menjadi anak yang bermanfaat bagi nusa bangsa dan negara.

"Kami berharap seluruh lembaga dan tentu saja pemerintah Provinsi Banten dapat bahu membahu mendorong agar penanganan anak-anak yang terlibat tawuran ini menjadi program berkelanjutan, sebagai bentuk hadirnya pemerintah dalam memberikan ruang masa depan yang baik bagi anak-anak di Banten," kata Yeremia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com