Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bocah Disiksa Ibu Angkatnya, Korban Menangis Ketakutan hingga BAB di Celana

Kompas.com - 09/11/2022, 11:22 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Seorang bocah adopsi dianiaya ibu angkatnya hingga korban ketakutan dan buang air besar di celana.

Perisiwa itu terjadi di Desa Kambata Wundut, Kecamtan Lewa, Kabupaten Sumba Timur. Nusa Tenggara Timur.

Kasus penganiayaan tersebut dilaporkan ke Kepolisian Sektor Lewa.

Korban berinisial PYKB, seorang perempuan berusia 8 tahun. Sementara pelaku adalah ibu angkatnya berinisial MRW (42), ibu rumah tangga.

Baca juga: Polisi Sebut Dugaan Penganiayaan Bocah 8 Tahun oleh IRT di Sumba Timur Diketahui Tetangga

Kekerasan terhadap anak itu terungkap setelah aparat desa melaporkan ibu MRW karena diduga menyiksa anak adopsinya, PYKB.

Berdasarkan keterangan aparat desa yang disampaikan ke kepolisian, MRW menyiksa anak adopsinya hingga korban mengalami luka dan bengkak di sekujur tubuh.

Bahkan, saat disiksa, korban sangat ketakutan hingga buang air besar di celana.

Kepala Polres Resor Sumba Timur AKBP Fajar Widyadharma Lukman mengatakan, pihaknya menangani kasus tersebut dengan memanggil dan memeriksa MRW.

"Saat ini, anggota kita masih meminta keterangan dari sejumlah pihak, termasuk terlapor (MRW)," kata Fajar.

Motif penganiayaan

Fajar menjelaskan, motif penganiayaan tersebut karena korban yang masih kecil itu disebut sering melakukan kesalahan.

Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, awalnya MRW dan suaminya mengadopsi dua anak perempuan yang salah satunya adalah PYKB. Dua anak itu diadops dari saudara pelaku.

Namun perlakuan MRW berbeda terhadap dua bocah itu. Salah satu bocah adopsi, PYKB sering mendapat kekerasan fisik.

Korban PYKB yang masih membutuhkan perhatian lebih dan kasih sayang itu kerap dianiaya jika melakukan kesalahan.

Perlakuan MRW terhadap PYKB sebenarnya sudah diketahui tetangga. Namun mereka tidak pernah melapor.

"Para tetangga juga sering mengetahui penganiayaan ini, tetapi tak pernah melapor," ujar Fajar.

Akhirnya pada Minggu, 6 November 2022, seorang tetangga korban bernama Hiwa Wuwu, membawa korban dengan mengendarai sepeda motor menuju rumah salah satu aparat desa bernama Defreni Landukara (43).

Tubuh korban selanjutnya diperiksa dan didapat sejumlah luka dan bengkak.

Aparat desa Defreni akhirnya melaporkan kasus dugaan penganiayaan itu ke Polsek Lewa.

"Saat dianiaya, korban menangis ketakutan. Bahkan korban sempat buang air besar di celananya," jelas Fajar.

Polisi kemudian menyelidiki kasus tersebut dengan memanggil dan memeriksa pelaku berinisial MRW.

"Pelaku baru kita interogasi. Tapi, saya perintahkan hari ini percepat penyidikannya untuk penetapan tersangka," tandas Fajar.

Baca juga: Diduga Aniaya Bocah 8 Tahun hingga Babak Belur, IRT di Sumba Timur Dilaporkan ke Polisi

Sementara korban dibawa ke Puskesmas Lewa untuk mendapatkan perawatan medis dan divisium.

Fajar mengatakan, kasus tersebut sempat viral di media sosial. (Kompas.com/ Penulis: Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere | Editor: Krisiandi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada ke PSI, Sekda Kota Semarang Ungkap Alasannya

Regional
Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Umat Buddha di Candi Borobudur Lantunkan Doa Perdamaian Dunia, Termasuk untuk Palestina

Regional
Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Regional
Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Regional
Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Regional
Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Regional
Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Kilas Daerah
Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Regional
Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Regional
Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Regional
Soal 'Study Tour', Bupati Kebumen: Tetap Dibolehkan, tapi...

Soal "Study Tour", Bupati Kebumen: Tetap Dibolehkan, tapi...

Regional
Ingin Bantuan Alat Bantu Disabilitas Merata, Mas Dhito Ajak Warga Usulkan Penerima Bantuan

Ingin Bantuan Alat Bantu Disabilitas Merata, Mas Dhito Ajak Warga Usulkan Penerima Bantuan

Regional
Anak Wapres Ma'ruf Amin Maju Pilkada Banten 2024

Anak Wapres Ma'ruf Amin Maju Pilkada Banten 2024

Regional
Gagal Jadi Calon Perseorangan di Pangkalpinang, Subari Lapor Bawaslu

Gagal Jadi Calon Perseorangan di Pangkalpinang, Subari Lapor Bawaslu

Regional
Kain Gebeng, Kain Khas Ogan Ilir yang Nyaris Punah

Kain Gebeng, Kain Khas Ogan Ilir yang Nyaris Punah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com