Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wagub NTT: Petani Bisa Tanam Kopi di Hutan melalui Perhutanan Sosial

Kompas.com - 07/11/2022, 14:20 WIB
Nansianus Taris,
Andi Hartik

Tim Redaksi

LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Yoseph Nai Soi, menegaskan, para petani bisa menanam komoditas kopi di hutan melalui skema perhutanan sosial.

"Hukum tertinggi adalah bonum commune (kepentingan umum). Untuk kepentingan umum, maka undang-undang bisa diubah. Maka, itu ada cela agar masyarakat bisa menanam kopi dengan sistem perhutanan sosial," tegas Yoseph saat ditemui di Labuan Bajo, Minggu (6/11/2022).

Ia mengatakan, hutan sosial diberikan kepada masyarakat dengan tidak mengesampingkan konservasi. Di hutan sosial itu juga tetap ada pelindungnya. Masyarakat diminta untuk tetap membiarkan pohon-pohon yang masih produktif, sehingga bisa menghasilkan oksigen yang berkualitas.

Di NTT, daerah yang menerapkan perhutanan sosial adalaah Kabupaten Ngada. Para petani di daerah itu diberi ruang menanam kopi di Wolo Bobo. Karenanya, mereka bisa mengekspor kopi dan menjadikan tanaman kopi sebagai ekowisata.

Baca juga: Cabuli Anak Kandung Berkali-kali hingga Hamil, Petani di NTT Ditangkap

"Daerah-daerah lain harus bisa. Begitu predikat sebagai hutan sosial sudah ada, wajib diberikan ke masyarakat agar ditanam komoditi industri seperti kopi. Ini sudah menjadi komitmen saya dan Pak Gubernur," imbuhnya.

Ia pun bersyukur dengan terbentuknya Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) NTT. Sebab, NTT memiliki kopi yang sangat banyak.

"Hadirnya AEKI ini sebuah keberpihakan terhadap anak muda untuk menjadi entrepreneur khusus penggerak kopi dari hulu ke hilir," katanya.

Baca juga: Pameran UMKM NTT di Sarinah, Cicip Beragam Kopi Flores

Ia menyebut, kopi di NTT bukan sekedar kopi, tetapi kekayaan intelektual orang-orang di sekitarnya. Kopi adalah simbol kebudayaan orang di NTT.

Sebagai contoh di Manggarai dan Bajawa. Kopi itu menjadi minuman utama bagi setiap tamu yang datang. Kopi juga menjadi sarana pemersatu. Ketika ada orang berkumpul, pasti minumnya kopi.

"Pemprov NTT siap bekerja sama dengan AEKI untuk mendukung kopi di NTT. Harapannya kopi NTT semakin dikenal dunia luar dan dampaknya dirasakan para petani," imbuhnya.

Ketua Umum AEKI, Irvan Anwar, mengatakan, pembentukan AEKI NTT merupakan permulaan untuk kemajuan kopi di NTT.

"Harapannya kopi di NTT bisa diurus mulai dari tanam, pemrosesan hingga ke produknya. Poinnya itu dari hulu ke hilir," kata Irvan.

Selain itu, dengan adanya AEKI, penggerak kopi di NTT sudah bisa menjadi eksportir sendiri. Kopi dari NTT bisa tercatat dari NTT, bukan lagi tercatat dieskpor dari Surabaya.

"Itu bisa terwujud jika ada surat keterangan asal barang saat diekspor dari NTT ke luar. Jika ini semua sudah ada, pasti ada dampak untuk penggerak kopi, petani kopi, dan pemerintah," katanya.

Ia menambahkan, di beberapa tempat kopi bisa ditanam di hutan dengan sistem perhutanan sosial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Regional
50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

Regional
Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Regional
Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Regional
Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Regional
Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Regional
Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Regional
Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Regional
Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Regional
PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

Regional
Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Regional
APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

Regional
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com