Perkembangan industri musik di Kota Semarang mulai bermuara pasca pandemi Covid-19. Meski demikian, tak sedikit pelaku seni musik yang mengeluhkan kendala dalam bermusik di Kota Atlas ini.
Menurut Ricky, Kota Semarang belum mempunyai wadah khusus yang menaungi band-band indie untuk bertumbuh.
"Mungkin wadahnya yang belum ada. Hanya saja kita sering kumpul, sharing-sharing bareng anak-anak band Semarang. Itu pun yang satu circle. Karena di Semarang banyak sekali," jelas Ricky.
Tak hanya itu, Ricky menambahkan, Kota Semarang belum memiliki tempat khusus untuk bermusik dan menghasilkan band layaknya Sayidan yang menghasilkan Shaggydog. Ataupun Gang Plotot yang menghasilkan Slank.
Baca juga: Kutipan Lirik Lagu Dangdut, Tak Kalah Puitis dari Band Indie
Hal senada juga disampaikan oleh gitaris Soegi Bornean, Aditya Ilyas. Menurut Ilyas, ruang bermusik di Kota Semarang masih terbatas.
Mau tak mau, musisi indie yang tersebar di Kota Semarang ini harus mencari alternatif sendiri.
"Ruangnya masih terbatas. Sebenarnya ini mulai ada gigs gigs, tapi hanya di genre tertentu. Kalau yang lebih soft itu belum ada di Semarang," jelas Ilyas.
Dengan itu, Ilyas yang juga selaku Event Director Incuba Fest ini menuturkan, kedepannya event tahunan itu akan lebih banyak mengundang band lokal asal Semarang dan membuat event musik mini.
"Kita juga pengen bikin semacam Incuba Fest tapi versi mini. Perbulan ganti genre, jadi reguler event. Biar band-band lokal Semarang bisa dikenal masyarakat," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.