Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Para "Penjaga" Hutan Way Kambas, Bertaruh Nyawa tapi Hanya Diupah Rp 450.000

Kompas.com - 26/10/2022, 10:34 WIB
Tri Purna Jaya,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com- Sejumlah "penjaga" hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) mengeluhkan nasibnya yang terkatung-katung lantaran ketidakjelasan status kepegawaian mereka.

Padahal, risiko kerja mereka sangat tinggi dengan nyawa sebagai taruhan.

Perwakilan Masyarakat Mitra Polhut (MPP) TNWK Adhi menuturkan tidak sekali dua kali dia dan rekan-rekannya bertaruh nyawa saat melakukan patroli di dalam kawasan hutan.

Baca juga: Kabar Gembira, Bayi Badak Kembali Lahir di Way Kambas Lampung

Ancaman mulai dari pemburu liar bersenjata api yang tak segan melawan balik hingga satwa liar yang hidup di dalam kawasan.

Begitu juga hutan dengan berbagai medan yang harus dilalui, mulai rawa-rawa hingga padang rumput dengan kerimbunan tanaman hutan.

"Kami masuk (kawasan hutan) berpatroli selama enam hari," kata Adhi saat dihubungi, Rabu (26/10/2022).

Kegiatan patroli MPP Taman Nasional Way Kambas dengan keluar masuk hutan. Meskipun ancaman pekerjaan sangat tinggi, anggota MPP hanya dibayar Rp 450.000 per bulan.KOMPAS.COM/DOK. MPP Taman Nasional Way Kambas Kegiatan patroli MPP Taman Nasional Way Kambas dengan keluar masuk hutan. Meskipun ancaman pekerjaan sangat tinggi, anggota MPP hanya dibayar Rp 450.000 per bulan.

Satu tim yang biasanya terdiri dari 6 - 7 orang masuk kawasan dan berpatroli dengan radius hingga belasan kilometer.

Baca juga: 22 Gajah Mati Diburu di Taman Nasional Way Kambas, Gading Hilang, Hutan Dibakar Pemburu

Medan yang ditempuh saat berpatroli tidak selalu bagus dan mampu dilewati kendaraan.

Kontur TNWK yang kaya dengan macam-macam vegetasi membuat kawasan hutan itu terdiri dari berbagai lapisan.

"Ada medan yang padang sabana, rawa-rawa yang banyak buaya, sampai pepohonan tinggi menjulang di dalam kawasan," kata Adhi.

 

Kegiatan patroli MPP Taman Nasional Way Kambas dengan keluar masuk hutan. Meskipun ancaman pekerjaan sangat tinggi, anggota MPP hanya dibayar Rp 450.000 per bulan.KOMPAS.COM/DOK. MPP Taman Nasional Way Kambas Kegiatan patroli MPP Taman Nasional Way Kambas dengan keluar masuk hutan. Meskipun ancaman pekerjaan sangat tinggi, anggota MPP hanya dibayar Rp 450.000 per bulan.
Radius patroli MMP ini, menurut Adhi, tidak selalu pasti karena disesuaikan dengan pengawasan yang dibutuhkan.

"Tapi biasanya bisa lebih dari 12 kilometer dengan jalan kaki," kata Adhi.

Adhi menuturkan, tugas pokok MPP saat berpatroli yaitu, pengamanan hutan, pemadaman kebakaran, penghalauan gajah liar, deteksi dini, hingga penjagaan 24 jam nonstop.

Baca juga: Cerita Mantan Pemburu TN Way Kambas, Tobat Berburu dan Bakar Hutan Setelah Diajak Usir Gajah Liar (2)

Acap kali lebih dari satu tugas dilakukan dalam sekali berpatroli, seperti menangkap pemburu liar setelah memadamkan kebakaran.

Tetapi, meski pekerjaan yang dijalani sarat ancaman, Adhi dan rekan-rekan jauh dari kesejahteraan dalam segi pendapatan.

"Untuk uang makan kami dibayarkan Rp 30.000 per hari dikali 6 hari, jadi cuma Rp 180.000 selama 6 hari masuk kerja," kata Adhi.

Kegiatan patroli MPP Taman Nasional Way Kambas dengan keluar masuk hutan. Meskipun ancaman pekerjaan sangat tinggi, anggota MPP hanya dibayar Rp 450.000 per bulan.KOMPAS.COM/DOK. MPP Taman Nasional Way Kambas Kegiatan patroli MPP Taman Nasional Way Kambas dengan keluar masuk hutan. Meskipun ancaman pekerjaan sangat tinggi, anggota MPP hanya dibayar Rp 450.000 per bulan.

Dalam sebulan biasanya anggota MPP bisa tiga kali masuk hutan, sehingga total yang diperoleh hanya Rp 450.000.

Upah itu dibayar setelah kegiatan patroli selesai.

"Sebelum kegiatan patroli kami selalu menggunakan dana mandiri (kantong pribadi)," kata Adhi.

Baca juga: Cerita Mantan Pemburu di TN Way Kambas, Sengaja Bakar Hutan untuk Mudahkan Perburuan (1)

Begitu juga harapan mencapai kesejahteraan penghidupan dari status kepegawaian.

Adhi dan rekan-rekan MPP berharap status mereka diangkat menjadi PNS dengan melihat pengabdian yang telah dijalani selama ini.

"Ada yang sudah jadi MPP belasan tahun tapi belum diangkat jadi PNS," kata Adhi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com