Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Polemik dan Fenomena Dukungan kepada Ganjar yang Siap Jadi Capres, Pengamat: Ini Dinamika Partai

Kompas.com - 25/10/2022, 20:34 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Penulis

KOMPAS.com - Ganjar Pranowo menyatakan siap maju sebagai calon presiden (capres) pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.

Pernyataan Ganjar tersebut didukung oleh Ketua DPC PDI-P Solo FX Hadi Rudyatmo.

"Siap maju capres, iya siap mendukung," ujar pria yang kerap disapa Rudy ini, Rabu (19/10/2022).

Baca juga: Ganjar Nyatakan Siap Maju Jadi Capres 2024, FX Rudy: Iya Siap Mendukung

Namun, buntut pernyataan Ganjar yang didukung Rudy, membuat dua kader partai berlambang banteng moncong putih tersebut dipanggil oleh DPP PDI-P.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sudah lebih dulu dipanggil ke Jakarta pada Senin (24/10/2022). Ganjar kemudian dijatuhi sanksi teguran lisan atas pernyataannya siap maju sebagai capres pada 2024.

Adapun Rudy dipanggil ke Jakarta pada Rabu (26/10/2022).

Baca juga: Ganjar Kena Sanksi Teguran Lisan Imbas Pernyataan Siap Jadi Capres

Pandangan pengamat

Pengamat politik sekaligus dosen Fakultas Hukum UNS Surakarta, Agus Riewanto. Agus memberikan pandangannya soal pernyataan FX Hadi Rudyatmo yang mendukung Ganjar Pranowo maju sebagai capres 2024.Dokumen pribadi Agus Riewanto Pengamat politik sekaligus dosen Fakultas Hukum UNS Surakarta, Agus Riewanto. Agus memberikan pandangannya soal pernyataan FX Hadi Rudyatmo yang mendukung Ganjar Pranowo maju sebagai capres 2024.

Terkait fenomena dan polemik dukungan kepada Ganjar ini, pengamat politik dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Agus Riewanto, memberikan pandangannya.

Menurut Agus, apa yang terjadi di PDI-P merupakan bentuk dinamika partai. Apalagi, sekarang ini mulai memasuki tahun politik.

"Ini merupakan dinamika partai, setiap partai memiliki dinamika masing-masing," ucapnya saat dihubungi Kompas.com, Senin.

Mengenai fenomena dukungan ini, Agus menilai bahwa dalam tubuh PDI-P terdapat kader progresif. Kader ini ingin cepat-cepat untuk segera memantapkan pilihannya dalam pencapresan.

Baca juga: Saat Sejuta Persen Dukungan FX Rudy untuk Ganjar Berbuntut Panjang...

 

Namun, sikap kader progresif tersebut terbentur oleh pandangan dari DPP PDI-P yang masih memilih untuk memperhitungkan capres yang akan diusung.

"Tapi, DPP punya pandangan lain. DPP ingin agak memperhitungkan dulu, mesti dikompromikan," ungkap dosen Fakultas Hukum UNS Surakarta ini.

Baca juga: Bakal Dapat Pendisiplinan dari PDI-P Usai Dukung Ganjar Nyapres, FX Rudy: Wajar, Saya Kan Nakal

Mengenai polemik ini, Agus menyarankan agar PDI-P segera berkompromi dengan kader-kader progresif. Hal ini dilakukan untuk menjaga kohesivitas partai.

"Perlu dikompromikan, perlu wadah untuk menampung kader-kadernya untuk satu suara. Pasalnya, kohesitivitas partai akan menjaga kesolidan dan menentukan kemenangan," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Regional
Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Regional
Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Regional
Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Regional
Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Regional
4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

Regional
Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Regional
Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Regional
Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Regional
2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

Regional
HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

Kilas Daerah
Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Regional
Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Regional
Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com