Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Meninggal akibat Gagal Ginjal Akut Misterius, Ayah Ungkap Anaknya Tidak Pernah Konsumsi Sirup Parasetamol

Kompas.com - 21/10/2022, 12:40 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com - Seorang bayi perempuan berinisial ET berusia 7 bulan lebih 2 hari meninggal dunia pada September 2022 diduga akibat acute kidney injury (AKI) atau gagal ginjal akut misterius.

Ayah sang bayi, Yusuf Maulana (44), mengungkapkan, anaknya tersebut lahir secara normal pada 23 Februari 2022, tetapi meninggal secara misterius.

"Anak saya dipanggil (meninggal) pada 25 September. Termasuk kasus yang sangat cepat," kata Yusuf kepada wartawan di Kapanewon Banguntapan, Bantul, DI Yogyakarta, pada Kamis (20/10/2022).

Yusuf menyebutkan, anaknya selalu mengikuti arahan untuk vaksin, grafik pada tabel Kartu Menuju Sehat (KMS) pun selama ini juga baik, dan tidak pernah ada riwayat sakit.

Tidak pernah konsumsi sirup parasetamol

Bahkan, anaknya tidak pernah mengonsumsi obat sirup parasetamol.

"Ibunya saja yang kalau dikaitkan parasetamolnya berupa tablet. Itu pun juga sebelum tanggal 16 September. Obat-obatan tidak pernah. Riwayat keluarga besar kami alhamdulillah bagus, tidak ada penyakit ginjal dan sebagainya, dan dokter menyatakan secara fair ini misterius," kata dia.

Baca juga: Heboh Penemuan Bayi di Area Sawah, Kondisi Tak Bernyawa dan Tersangkut Sampah di Saluran Irigasi

ET selama ini hanya mengonsumsi ASI dan makanan pendamping asi (MPASI) merek umum dan buatan sendiri di bulan September.

Menurut dia, kondisi anaknya masih baik-baik saja saat dibawa pulang beraktivitas di sekitar rumah pada 16 September lalu.

Namun, kondisi ET mulai demam pada 17 September 2022 dengan tatapan yang kosong.

Air kencing anaknya juga mulai menurun, dia sempat berpikir ini karena produksi ASI ibu yang sedikit sehingga memengaruhi urine sang anak.

"Belum ada gejala kejang yang panjang. Jadi, kami anggap ini deman biasa tertular sama kakak-kakaknya," kata dia.

Anaknya mulai mengalami kejang pada hari berikutnya selama dua hari, tapi masih mau MPASI.

Yusuf yang saat itu menilai anaknya dehidrasi, dan memberikan susu formula (sufor) untuk pertama kali.

"Anak kami hanya mencret hari Senin jam 3 sore kali pertama dikasih sufor," kata dia.

Masih di hari itu, Yusuf membawa bayinya ke klinik di Sedayu.

Fungsi organ menurun

Lalu disarankan dibawa ke rumah sakit, dan akhirnya dibawa ke RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, karena jaraknya relatif dekat.

Baca juga: Bupati Banyumas Sebut Anak 8 Bulan yang Meninggal Bukan Kasus Gagal Ginjal Akut, meski Gejalanya Mirip

Karena kondisi ET semakin menurun, dan dokter menyebut bahwa fungsi paru-paru anaknya menurun, sehingga disarankan untuk ke RSUP dr Sardjito.

ET akhirnya dibawa ke PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta pada 20 September 2022, kondisinya semakin menurun dan sejumlah fungsi organ di tubuhnya juga menurun.

"Anak saya paru dulu, tapi sisanya kena semua, liver, saraf, dan pastinya ginjal. Dokter lumayan kooperatif saat menangani anak saya. Dokternya ada dokter saraf, dokter organ dalam, dokter anak," kata Yusuf.

Yusuf masih ingat ketika anaknya yang masih kecil itu dipasangkan sejumlah alat bantu, tidak sadarkan diri hingga akhrinya meninggal pada 25 September 2022.

Pihak rumah sakit kemudian mentracking penyakit keluarganya karena diagnosa penyakit anaknya AKI.

Dia menuturkan, penurunan kesehatan anak yang diduga menderita AKI cukup cepat.

"Secara umum seperti itu sangat cepat banget ininya menyerangnya. Itu saya kira jam demi jam itu sangat berharga karena penurunannya drastis banget," kata dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Yogyakarta, Markus Yuwono | Editor Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Orang Diperiksa, Penemuan Pria Berlumpur dan Tangan Terikat di Sungai Semarang Masih Misteri

5 Orang Diperiksa, Penemuan Pria Berlumpur dan Tangan Terikat di Sungai Semarang Masih Misteri

Regional
Rumah Terancam Disita Bank, Korban Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Donasi

Rumah Terancam Disita Bank, Korban Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Donasi

Regional
Cerobong Asap Terbakar, Pabrik Tahu di Kabupaten Semarang Ludes Dilalap Api

Cerobong Asap Terbakar, Pabrik Tahu di Kabupaten Semarang Ludes Dilalap Api

Regional
Pendaftaran PPS 301 Desa di Magelang Diperpanjang, Apa Penyebabnya?

Pendaftaran PPS 301 Desa di Magelang Diperpanjang, Apa Penyebabnya?

Regional
Kaesang Pangarep Tergetkan PSI Menang di Pilkada Solo

Kaesang Pangarep Tergetkan PSI Menang di Pilkada Solo

Regional
4 Hari Kandas, 2 Kapal Kargo di Pelabuhan Pangkalbalam Diselamatkan

4 Hari Kandas, 2 Kapal Kargo di Pelabuhan Pangkalbalam Diselamatkan

Regional
Gunung Ibu Meletus 2 Kali Kamis Petang, Status Siaga

Gunung Ibu Meletus 2 Kali Kamis Petang, Status Siaga

Regional
Makan Tanpa Bayar di Warung, 2 Preman Ngaku yang Punya Lampung

Makan Tanpa Bayar di Warung, 2 Preman Ngaku yang Punya Lampung

Regional
Jasad Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengambang di Muara Sungai Asemdoyong Pemalang

Jasad Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengambang di Muara Sungai Asemdoyong Pemalang

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
Pilkada 2024, KPU Kabupaten Semarang Waspadai Dukungan Fiktif Calon Perseorangan

Pilkada 2024, KPU Kabupaten Semarang Waspadai Dukungan Fiktif Calon Perseorangan

Regional
Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik Pompa Air

Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik Pompa Air

Regional
BRIN Ungkap soal Rencana Penelitian Menhir di Sumbar

BRIN Ungkap soal Rencana Penelitian Menhir di Sumbar

Regional
Pemkab Ogan Komering Ulu Tetapkan Status Siaga Bencana Banjir

Pemkab Ogan Komering Ulu Tetapkan Status Siaga Bencana Banjir

Regional
Kronologi Ibu Racuni Anak Tiri di Riau, Beri Minum Kopi Kemasan Beracun hingga Kejang-kejang

Kronologi Ibu Racuni Anak Tiri di Riau, Beri Minum Kopi Kemasan Beracun hingga Kejang-kejang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com