Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Petani Menangis Cabut Tanaman Cabai dan Banting Semangka di Lahan Tergenang Hujan

Kompas.com - 20/10/2022, 21:47 WIB
Dani Julius Zebua,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

 

“Sebenarnya belum musim hujan, karena seharusnya November-Desember. Musim hujan sekarang maju. Ini tidak bisa diprediksi. Karena kalau biasanya (sekarang) masih kemarau. Kalau dulu, perkiraan musim hujan masih jauh. Setelah panen baru turun hujan,” kata Subardi.

Kini ia harus bersiap merugi. Cabai seharusnya bisa Rp 30.000 per kilogram, sekarang jeblok hingga Rp 9.000.

Bahkan, cabai hijau hanya Rp 2.000-Rp 3.000 di tingkat petani. Begitu pula dengan semangka, jatuh hingga Rp 800 per kilogram.

Sementara, modal yang dikeluarkan Rp 3 juta-Rp 4 juta untuk bibit pohon, belum obat dan lainnya.

Pada lahan pertaniannya, ia memanfaatkan kotoran ternak dengan fermentasi. Hasilnya tampak menggembirakan, dengan buah banyak dan pohon rimbun.

Ia memprediksi akan mendapat hasil minimal Rp 10 juta-Rp 15 juta. Tapi hasil berkata lain.

“Kami mengharapkan ada perhatian pemerintah, misal kembali modal karena kami tidak punya modal lagi,” kata Subardi.

Subardi salah satu dari banyak petani yang mengalami kerugian akibat pergeseran musim.

Gagal panen maupun kerusakan terjadi pada berbagai tanaman sekitar 30 hektare lahan tani kelompok Sidodadi.

Ketua Kelompok Tani Sidodadi, Ngadimin mengatakan, selain semangka, gagal panen juga dialami petani yang menanam melon hingga sayuran.

Terbanyak adalah kerusakan pada tanaman cabai merah.

“(Gagal panen) semangka lima hektar, melon tujuh hektar dan cabai keriting sekitar 20 hektare. Belum lagi lahan sayur, seperti terong,” kata Ngadimin.

Lahan pertanian di pantai mengikuti kontur bukit dan lembah gundukan pasir. Karenanya ada yang menanam di bagian bukit ada yang lembah.

Gagal panen terjadi di lahan yang lebih rendah di mana air hujan menggenang semalaman.

“Walau lahan pasir bisa menggenang, lahan pasir tidak rata, rendah tergenang air. Kalau buah sudah besar, bila tidak cepat diangkat maka rasa sudah tidak enak dan tidak manis,” kata Ngadimin.

Sementara itu, banyak tanam cabai terjangkit jamur fusarium yang membuat tanaman jadi layu.

Baca juga: Sesuai Arahan Jokowi, Pemkot Semarang Rancang Program Ketahanan Pangan untuk Hadapi Resesi 2023

Terpaksa cabai hijau dipanen dan membanjiri pasar sehingga harga anjlok. Cabai yang sudah merah pun konon rusak sampai di pasar.

“Cabai jadi anjlok, dari Rp 38.000 menjadi Rp 10.000. Bahkan, yang hijau hanya Rp 5.000. Harga semangka anjlok hingga Rp 800 per kilogram di tingkat petani,” kata Ngadimin.

Kesulitan petani belum berhenti di kerugian saja. Ngadimin mengatakan, beberapa petani ada yang mengalami kesulitan karena terjepit pinjaman uang di bank untuk modal awal bertani.

Keberhasilan tanam dan panen selama ini membuat petani berani meminjam uang di bank untuk modal kerja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Regional
Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Regional
Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Regional
Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Regional
4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

Regional
Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Regional
Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Regional
Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Regional
2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

Regional
HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

Kilas Daerah
Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Regional
Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Regional
Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Regional
Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com