Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Suwarjan soal Sulitnya Jadi Petani Jagung: Saat Panen Harga Turun, Ketika Masa Tanam Bibit Mahal

Kompas.com - 20/10/2022, 11:57 WIB
Aria Rusta Yuli Pradana,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

BLORA, KOMPAS.com - Profesi petani dapat dibilang sebagai pekerjaan yang mulia. Bagaimana tidak, berkat kegigihan dan keuletannya dalam bercocok tanam, kebutuhan pangan masyarakat dapat terpenuhi.

Begitupun para petani yang berada di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Mereka mayoritas menanam padi dan jagung secara bergantian sebagai bahan pokok utama.

Namun, nasib mereka sebagai petani tampaknya jauh dari kata makmur. Mereka yang berangkat pagi dan pulang sore mengeluhkan ongkos produksi yang dikeluarkan.

Suwarjan, Petani asal Desa Jepangrejo Kecamatan Blora,  mengaku untuk saat ini dirinya menanam jagung sebagai komoditas utama di lahan pertanian miliknya. Apabila ditotal, biaya produksi yang dikeluarkan untuk menanam jagung sekitar Rp 475.000.

Baca juga: Cerita Petani di Lereng Gunung Merbabu: Kalau Harga Bagus, Mau Beli Mobil Itu Gampang

Biaya produksi tersebut meliputi pembelian bibit jagung yang seharga Rp 65.000 per kilogramnya. Kemudian, dirinya juga menggunakan obat pembasmi rumput seharga Rp 100.000

"Belum lagi biaya ongkos kerja membuat lahan jagung, Rp 150.000, pembelian pupuk jenis urea persaknya Rp 160.000 dan Ponska seharga Rp 150.000," ucap dia kepada kompas.com, Rabu (19/10/2022).

Dia mengatakan, harga jagung per hari Rabu (19/10/2022) kemarin berada di kisaran Rp 2.600 per kilogramnya. Apabila jagung tersebut dijual, dirinya hanya memperoleh uang sebanyak Rp 429.000. Karena biasanya, dalam sekali panen lahan pertaniannya hanya mampu menghasilkan 165 kilogram jagung.

"Sehingga kalau dijual saat ini, total pendapatan yang saya dapatkan kira-kira Rp 429.000. Tapi dengan adanya banjir yang terjadi kira-kira hasilnya Rp 286.000," kata dia.

Diketahui, beberapa hari belakangan ini wilayah Blora, Jawa Tengah sering terjadi hujan deras. Akibatnya, sejumlah wilayah terendam banjir, termasuk lahan-lahan pertanian.

Menurutnya, berprofesi sebagai petani saat ini bukanlah pekerjaan yang menguntungkan. Sebab, dalam beberapa tahun belakangan, petani hampir selalu dirugikan dengan segala jenis permasalahannya.

Baca juga: Warga Medan Butuh 22 Ton Cabai Setiap Hari, Bobby Nasution Beli dari Petani Dairi

Bahkan, ketika musim panen tiba, harga bahan pokok yang mereka hasilkan cenderung mengalami penurunan harga. Sedangkan, apabila musim tanam tiba, harga bibit cenderung mengalami kenaikan.

"Enggak cocok, enggak sesuai, petani rugi kan. Ya kalau bisa harga jagung bisa lebih mahal, minimal per kilogramnya dihargai Rp 5.000," terang dia.

Untuk menutupi kerugian yang dialaminya, pria yang sudah hampir 10 tahun berprofesi sebagai petani tersebut, juga mencukupi kebutuhan sehari-harinya dengan mencari rumput.

"Untuk menghidupi keluarga, saya mencari rumput sehari-hari karena masih mempunyai hewan ternak sapi dan kambing yang harus dirawat," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kakak Kelas Diduga Setrika Dada Juniornya di Semarang Diduga karena Masalah Salaman

Kakak Kelas Diduga Setrika Dada Juniornya di Semarang Diduga karena Masalah Salaman

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Regional
[POPULER REGIONAL] Soal Dugaan BAP 8 Pembunuh Vina Dirubah | Bobby Sentil Anggota Dishub Medan

[POPULER REGIONAL] Soal Dugaan BAP 8 Pembunuh Vina Dirubah | Bobby Sentil Anggota Dishub Medan

Regional
Tak Ada Petahana, PKB Optimistis Gus Yusuf Bisa Menang Pilkada Jateng

Tak Ada Petahana, PKB Optimistis Gus Yusuf Bisa Menang Pilkada Jateng

Regional
Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta Api Solo, 25 Warga Mengungsi

Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta Api Solo, 25 Warga Mengungsi

Regional
Maju Pilkada Solo, Caleg Terpilih Kevin Fabiano Daftar Cawalkot di PDI-P

Maju Pilkada Solo, Caleg Terpilih Kevin Fabiano Daftar Cawalkot di PDI-P

Regional
Sedihnya Hasanuddin, Tabungan Rp 5 Juta Hasil Jualan Angkringan Ikut Terbakar Bersama Rumahnya

Sedihnya Hasanuddin, Tabungan Rp 5 Juta Hasil Jualan Angkringan Ikut Terbakar Bersama Rumahnya

Regional
Maju Lagi di Pilkada, Mantan Wali Kota Tegal Dedy Yon Daftar Penjaringan ke PKS

Maju Lagi di Pilkada, Mantan Wali Kota Tegal Dedy Yon Daftar Penjaringan ke PKS

Regional
Dua Caleg Terpilih di Blora Mundur, Salah Satunya Digantikan Anak Sendiri

Dua Caleg Terpilih di Blora Mundur, Salah Satunya Digantikan Anak Sendiri

Regional
Perajin Payung Hias di Magelang Banjir Pesanan Jelang Waisak, Cuan Rp 30 Juta

Perajin Payung Hias di Magelang Banjir Pesanan Jelang Waisak, Cuan Rp 30 Juta

Regional
9 Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo Terbakar

9 Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo Terbakar

Regional
Pimpin Aksi Jumat Bersih, Bupati HST Minta Masyarakat Jadi Teladan bagi Sesama

Pimpin Aksi Jumat Bersih, Bupati HST Minta Masyarakat Jadi Teladan bagi Sesama

Regional
Harga Tiket dan Jadwal Travel Semarang-Banjarnegara PP

Harga Tiket dan Jadwal Travel Semarang-Banjarnegara PP

Regional
Sempat Ditutup karena Longsor di Sitinjau Lauik, Jalur Padang-Solok Dibuka Lagi

Sempat Ditutup karena Longsor di Sitinjau Lauik, Jalur Padang-Solok Dibuka Lagi

Regional
Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth Internet, Plt Kepala Dinas Kominfo Dumai Ditahan

Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth Internet, Plt Kepala Dinas Kominfo Dumai Ditahan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com