Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Walhi Sebut Banjir dan Longsor di Bali akibat Alih Fungsi Lahan

Kompas.com - 19/10/2022, 14:30 WIB
Yohanes Valdi Seriang Ginta,
Krisiandi

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang menyebabkan banjir tanah longsor di berbagai daerah di Bali beberapa hari terakhir menuai sorotan berbagai pihak.

Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Bali Made Krisna Dinata, dalam keterangan persnya, menyebutkan alih fungsi lahan akibat pembangunan infrastruktur menjadi salah satu penyebab dominan yang merusak lingkungan di Bali.

Persoalan itu juga diperparah dengan kurangnya upaya pengendalian pemanfaatan ruang dengan sistem drainase, sehingga berpotensi menimbulkan bencana banjir dan tanah longsor.

Baca juga: Hilang Terseret Banjir, Siswi SMA di Jembrana Ditemukan Meninggal di Pantai

“Alih fungsi lahan mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan suhu permukaan bumi dalam peningkatan tingginya curah hujan di berbagai lokasi sehingga sangat berpotensi terjadinya bencana banjir dan tanah longsor di berbagai daerah di Bali” kata dia pada Rabu (19/10/2022).

Menurut dia, proyek pembangunan infrastruktur yang mengorbankan hutan dan sawah memicu potensi buruk bagi keberlangasungan iklim, sehingga akan mengurangi daya dukung Bali dalam memitigasi bencana.

Krisna mengungkapkan, rencana pembangunan Terminal LNG di Kawasan Mangrove dan Pesisir Sanur yang akan membabat 14,5 hektare mangrove dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi Pulau Dewata yang sedang mengalami krisis iklim.

Padahal, mangrove memiliki fungsi yang sangat vital dalam memitigasi bencana.

Berikutnya, Walhi Bali juga menyoroti proyek pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi yang juga masuk dalam alih fungsi lahan.

Dalam data temuan WALHI Bali terdapat 480,54 hektare persawahan yang terancam hilang akibat terkena trase tol, dan menerabas 98 titik Subak dalam proyek tersebut.

Krisna mengatakan, jika lahan pertanian dan Subak hilang bakal mempercepat terjadinya banjir kerena tidak ada lagi sistem irigasi hidrologis alami yang dapat menjaga volume air dari hulu ke hilir.

"Hal ini akan memperparah kondisi perubahan iklim, dan tentunya akan berpotensi menimbulkan bencana yang lebih serius, terlebih mangrove sangat memiliki fungsi yang yang amat signifikan untuk memitigasi perubahan iklim" katanya.

Seperti diketahui, sebayak 18 di desa di kabupaten Jembrana, Bali, terendam banjir akibat cuaca ekstrem berupa hujan deras pada Senin (17/10/2022).

Akibat kejadian itu, sebanyak 156 rumah warga terendam, tujuh jembatan dan jalan putus, satu jembatan tertutup material banjir, lima rumah warga yang berada di pesisir pantai roboh, satu unit tiang listrik dan dua kandang ternak hancur berantakan.

Selain itu, tercatat 117 Kepala Keluarga (KK) terpaksa mengungsi dan satu orang hilang terseret arus.

Baca juga: 2 Hari Hilang, Jasad Siswi SMA di Jembrana Ditemukan Pencari Kayu di Pinggir Pantai, Terseret Arus Banjir hingga 5 Km

Peristiwa banjir dan tanah longsor juga terjadi di Kabupaten Karangasem Bali dengan jumlah titik bencana sebanyak 40 dari lima kecamatan yang terdampak.

Bencana ini mengakibatkan dampak dua orang meninggal dunia karena banjir, satu orang meninggal karena tertimbun longsoran, dan belasan rumah warga rusak.

Kemudian, tiga unit kendaraan roda dua hanyut terbawa banjir, lima unit truk tenggelam di Galian C, dua Sekolah terendam banjir, dan beberapa ruas jalan tertutup longsor dan beberapa ruas jembatan jebol.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com