SEMARANG, KOMPAS.com - Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada sekitar 150 anak yang mengalami gangguan ginjal akut misterius per Oktober 2022 di Indonesia.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang, M Abdul Hakam menyebut, sampai saat ini di Kota Semarang belum ditemukan penyakit tersebut.
Baca juga: IDAI: 192 Kasus Gangguan Ginjal Akut Misterius Ditemukan di 20 Provinsi
"Di Semarang sendiri tidak ada," jelasnya saat ditemui di kantornya, Selasa (18/10/2022).
Untuk itu, dia meminta agar warga Kota Semarang menghindari makanan yang bisa menjadi oksidan seperti pengawet dalam tubuh manusia.
"Oksidan itu kan banyak sekali seperti pengawet," ujarnya.
Dia menghimbau agar warga Kota Semarang untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi demi kesehatan. Menurutnya, jika mengkonsumsi makanan bergizi prosentase kesehatan lebih tinggi. "Kalau himbauan ya makan yang bergizi," imbuhnya.
Adanya dugaan yang menyebut obat penurun panas yang menyebabkan gangguan ginjal akut misterius tersebut, Hakam mengaku tak mau menduga-duga.
"Itukan baru dugaan, jangan dibesar-besarkan,"paparnya.
Dia menjelaskan, pihaknya sudah berhubungan dengan balai pom dan juga farmasi terkait fenomena tersebut.
Pihaknya akan melakukan tindakan jika sebabnya mengarah ke obat penurun panas tersebut. "Kalau ada kecurigaan ke arah sana pasti kita akan melakukan tindakan," ujarnya.
Baca juga: Simak, Saran IDAI untuk Orantua terkait Gangguan Ginjal Akut Misterius pada Anak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.