Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hotel Dibya Puri Semarang, Pernah Jadi Tempat Menginap RA Kartini dan Bung Karno, Kini Kondisinya Memprihatinkan

Kompas.com - 17/10/2022, 13:24 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Hotel Inn Dibya Puri yang terletak di Jalan Pemuda, Kota Semarang, Jawa Tengah terlihat kosong. Tembok bangunan tersebut juga sudah mulai kusam.

Halaman depan hotel tersebut dipenuhi dengan rumput ilalang. Hal itu membuat hotel tersebut kumuh dan terkesan tak terawat.

Bagian dalam hotel tersebut juga sudah rusak. Banyak barang tak terawat yang berserakan di dalam ruangan hotal Inn Dibya Puri.

Baca juga: Kampung Batik, Saksi Bisu Pertempuran 5 Hari di Semarang Melawan Jepang

Hotel bersejarah yang masuk dalam cagar budaya itu hanya digunakan untuk parkir sepeda motor dan mobil karena hotel tersebut sudah tak lagi dibuka untuk menginap.

Padahal bangunan tua itu pernah menjadi tempat favorit untuk menginap beberapa tokoh nasional seperti RA Kartini, presiden pertama Soekarno, dan presiden kedua Soeharto.

Selain untuk menginap sejumlah tokoh nasional, hotel tersebut juga menjadi saksi bisu pertempuran lima hari warga Kota Semarang melawan Jepang di Kota Semarang.

Pemerhati sejarah Kota Semarang, Johanes Christiono mengatakan, ketika perang lima hari, Hotel Dibya dijadikan tempat persembunyian para pejuang.

"Akhirnya pertempuran tak dapat dihindarkan di hotel tersebut," jelasnya kepada Kompas.com, Senin (17/10/2022).

Dia menjelaskan, pada hari kedua 16 Oktober 1945 Jepang menambah kekuatan di sekitar Hotel Dibya dan Pasar Johar. Pertempuran di tempat tersebut berlangsung sehari semalam.

Baca juga: Fakta Sepeda Legendaris Tarwi Hilang Dicuri, Pernah Digunakan Gowes 1.100 Km Saat Pemilik Berusia 79 Tahun

"Jadi tempat-tempat itu yang paling seru. Karena tempat berlangsungnya itu sehari semalam," ujarnya.

Menurutnya, pertempuran di Hotel Dibya tak kalah ramai dengan tempat-tempat lain. Perempuan yang sifatnya sporadis terjadi di sekitar Pasar Johar dan Hotel Dibya.

"Hotel Dibya Puri diserang karena menjadi markas pemuda selain itu para pemuda juga sering mengadakan pertemuan di sana," ungkapnya.

Namun, saat ini para pejuang kalah senjata. Hal itu membuat para pejuang kocar-kacir dan bergerak mundur ke sejumlah daerah untuk bersembunyi dan menyusun strategi.

"Para pejuang mundur ke Kampung Melayu, Pendrikan dan daerah-daerah lain," imbuhnya.

Selain untuk pertempuran, Christiono juga membenarkan jika Hotel Dibya merupakan salah satu penginapan terbaik pada masanya sekitar tahun 1800-an.

Baca juga: Pintu 13 Stadion Kanjuruhan Jadi Saksi Bisu Elmiati Kehilangan Suami dan Balitanya: Saya Sudah Pasrah...

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com