Sebelumnya diberitakan, seorang guru di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), dilaporkan oleh orangtua korban ke polisi.
Pria berinisial SN itu dituduh melakukan pelecehan seksual kepada murid perempuannya hingga anak belia itu mengalami trauma.
Pamam korban, Syarifudin mengatakan, pelecehan seksual itu berlangsung di sekolah tempat pelaku bertugas.
Dia mengungkapkan, pristiwa ini terjadi pada Jumat (30/9/2022) lalu. Mirisnya, pelecehan tersebut berlangsung di ruang kelas.
Modus yang dilakukan SN adalah dengan pura-pura memanggil korban ke ruang kelas.
Saat itu, kata dia, pelaku hendak membina korban karena dianggap malas mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Dalam keterangan korban, lanjut Syarifudin, di tempat belajar itu hanya ada pelaku dan korban. Ketika itu, para siswa lain sedang berada di luar ruangan.
Naas bagi korban, ketika bertemu guru yang harusnya memberikan contoh, dia malah mendapatkan perlakuan tak senonoh. Pasalnya, selain memegang tangan, pelaku SN mencium pipi korban.
"Dari pengakuan korban, sebelumnya ia dipanggil ke ruang kelas dan akhirnya menghadap. Saat itu pelaku SN tanya kenapa jarang masuk sekolah, terus dia bilang kamu ngapain aja. Setelah itu dia tiba-tiba minta ciuman. Terus korban bilang cium aja kalau berani. Akhirnya pelaku langsung mencium dibagian pipi korban," kata Syarifudin mengutip keterangan R.
Sesuai dilecehkan oleh oknum guru tersebut, kata dia, korban langsung keluar dari ruangan. Korban selanjutnya menceritakan kejadian yang dialaminya itu ke teman sekolahnya.
Tindakan SN akhirnya diketahui semua guru di sekolah setempat hingga berujung laporan ke polisi.
Dari kejadian itu, kata Syarifudin, korban mengalami trauma dan gangguan psikologis. R bahkan tidak lagi mau mengikuti ulangan semester. Dia mengaku malu setelah kejadian yang dialaminya itu mencuat di sekolah.
"Dia sempat tidak ikut ulangan selama tiga hari. Mungkin korban malu ya," ujar Syarifudin
Dia mengatakan, saat kejadian korban tidak memberitahu ke pihak keluarganya. Orangtua korban justru tahu setelah perempuan malang itu tidak mau berangkat ke sekolah. Padahal, saat itu pihak sekolah sedang menggelar Ujian Tengah Semester (UTS) semester ganjil.
"Jadi posisinya mungkin takut, sehingga dia tidak bilang ke orangtuanya. Mereka baru mengetahui itu setelah anaknya tidak mau ke sekolah. Korban mengakui bahwa tidak masuk sekolah dikarenakan telah dicium oleh oknum gurunya," tutur Syarifudin