Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mata Para Penyintas Tragedi Kanjuruhan yang Masih Merah, Kulit Pun Melepuh

Kompas.com - 13/10/2022, 06:20 WIB
Imron Hakiki,
Krisiandi

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Seorang korban tragedi Stadion Kanjuruhan, Nur Saguwanto, warga Desa Tegalsari, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang bersyukur bisa selamat dalam insiden maut, Sabtu (1/10/2022) itu.

Namun demikian, kondisi fisiknya kini cukup memprihatinkan. Mata Saguwanto masih merah. Diduga karena iritasi akibat paparan gas air mata. 

Remaja 19 tahun itu merinci selain kelopak mata memerah, kedua matanya juga mengalami bengkak, pergelangan kaki kirinya patah, sebagian wajah melepuh, dan ketika bernapas masih terasa sesak.

Ia tidak terlalu banyak ingat bagaimana kondisi saat itu hingga membuat tubuhnya mengalami luka semacam itu.

"Saat kejadian saya ada di tribune 11. Saya melihat memang banyak Aremania yang turun ke lapanga. Namun, tiba tiba ada tembakan gas air mata di tempat saya duduk. Setelah itu saya tidak ingat lagi," ungkap saat ditemui di rumahnya, Rabu (12/10/2022).

Baca juga: Soroti Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan, Ketua Panpel Arema FC: Itu yang Perlu Didalami

Alumni SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi mengaku baru sadar ketika Minggu (2/12022) pagi sudah ada di RSUD Kanjuruhan, Kepanjen.

"Saat itu saya sempat telepon keluarga, tapi juga tidak bisa melihat karena pandangan mata kabur," ujarnya.

Saguwanto pun hanya bisa menangis sendirian di rumah sakit, tanpa mengenal satu orang pun. Terlebih saat melihat suasana di rumah sakit tempatnya dirwat penuh korban luka.

Baca juga: Cerita Iqbal, Keluar dari Lubang Angin Stadion Kanjuruhan yang Dijebol, Mata Merah akibat Gas Air Mata

"Baru berhenti menangis ketika keluarga datang menemui saya, setelah mencari ke sana ke mari," katanya.

2 kali berobat masih merah

Kondisi yang hampir sama dialami Ria Oktaviola, warga Desa Banjarsari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang. Ia juga korban selamat dari tragedi Kanjuruhan

Setelah 10 hari berselang pasca tragedi Stadion Kanjuruhan, matanya masih terlihat memerah akibat paparan gas air mata.

"Karena gas air mata. Karena kan memang saat itu ditembakkan ke tribune. Sehingga mengenai kami," ungkapnya saat ditemui, Rabu (12/10/2022).

Saat itu, ia mengaku duduk di tribune 14. Setelah gas air mata dilontarkan ke tribune, ia langsung lari ke pintu keluar.

Namun, bukannya berhasil keluar, Ria justru terjatuh dan tertindih  banyak orang di anak tangga pintu keluar 14. Kondisi itu membuatnya mengalami sesak napas.

Salah satu korban selamat tragedi Kanjuruhan, Ria Oktaviola mengalami mata memerah diduga akibat paparan gas air mata.KOMPAS.COM/Imron Hakiki Salah satu korban selamat tragedi Kanjuruhan, Ria Oktaviola mengalami mata memerah diduga akibat paparan gas air mata.
"Tapi berselang beberapa waktu, saya merasakan ada yang menarik dan membawa keluar dari stadion," tuturnya.

Perempuan berusia 16 tahun itu bersyukur masih bisa selamat dari tragedi yang menewaskan 132 orang itu. Ia sempat menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Wava Husada.

"Keesokan harinya, Minggu (2/10/2022) saya baru diperbolehkan pulang," katanya.

Namun, ia heran hingga saat ini merah di matanya tidak kunjung hilang. Padahal, menurutnya ia telah melakukan pemeriksaan ke dokter sebanyak dua kali pasca dipulangkan dari rumah sakit, Minggu (2/10/2022) lalu.

"Saat periksa saya dibekali obat, salep oles. Tapi tetap merah seperti ini," terangnya.

Baca juga: Naswa, Korban Tragedi Kanjuruhan: Mata Masih Merah, Kaki dan Tangan Sulit Digerakkan

Namun, Ria memastikan selama ini penglihatannya tidak tergangu. Hanya saja, ketika ia melihat layar ponsel sebentar saja sudah terasa perih.

"Terpaksa, sejak peristiwa itu saya masih ijin tidak masuk sekolah. Masih fokus memulihkan mata ini," katanya.

Sementara itu, Ibu Kandung Ria, Rumiati mengatakan pasca tragedi Stadion Kanjuruhan itu, separuh tubuh Ria juga menghitam. Mulai dari dada hingga kepalanya.

Baca juga: Kondisi Mata Masih Merah karena Gas Air Mata, Korban Tragedi Kanjuruhan Berharap Kesembuhan

"Napasnya juga sesak. Beruntungnya beberapa hari kemudian berangsur hilang. Tinggal kelopak matanya yang memerah ini," ungkapnya.

Ria menonton pertandingan Arema FC lawan Persebaya ke Stadion Kanjuruhan bersama 10 orang teman sekolahnya. Itu adalah pengalaman pertama kalinya ia menonton langsung sepak bola ke stadion.

"Alhamdulillah semua temannya selamat. Pasca tragedi ini, anak saya bilang kapok. Tidak mau nonton lagi ke stadion," jelasnya.

Kericuhan di Stadion Kanjuruhan pecah selepas pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022). Peristiwa itu menyebabkan 132 orang meninggal. Kebanyakan korban meninggal diduga setelah polisi menembakkan gas air mata ke arah tribune. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tersangka Pembunuh Waria di Sukabumi Ditangkap di Bus Menuju Bogor

Tersangka Pembunuh Waria di Sukabumi Ditangkap di Bus Menuju Bogor

Regional
Banjir Rob Menyulap Hamparan Sawah di Pesisir Demak Menjadi Lautan

Banjir Rob Menyulap Hamparan Sawah di Pesisir Demak Menjadi Lautan

Regional
Daftar ke Partai Nasdem, Sinyal Deny Indrayana kembali Bertarung di Pilkada Kalsel

Daftar ke Partai Nasdem, Sinyal Deny Indrayana kembali Bertarung di Pilkada Kalsel

Regional
Jadi yang Terparah, Banjir Rob di Pesisir Jateng Diprediksi Terjadi hingga Akhir Mei

Jadi yang Terparah, Banjir Rob di Pesisir Jateng Diprediksi Terjadi hingga Akhir Mei

Regional
Dugaan TPPO di NTB, Jebolan Ajang Pencari Bakat Nasional Jadi Tersangka

Dugaan TPPO di NTB, Jebolan Ajang Pencari Bakat Nasional Jadi Tersangka

Regional
Kesaksian Tagana Lubuklinggau, Bukan soal Uang tapi Selamatkan Orang

Kesaksian Tagana Lubuklinggau, Bukan soal Uang tapi Selamatkan Orang

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Bupati Solok Selatan Diperiksa 2 Jam

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Bupati Solok Selatan Diperiksa 2 Jam

Regional
ABG Pembunuh Polisi di Lampung Divonis 9 Tahun 6 Bulan Penjara

ABG Pembunuh Polisi di Lampung Divonis 9 Tahun 6 Bulan Penjara

Regional
Inovasi Samsat Kebumen, Bayar Pajak Kendaraan Kini Bisa Malam Hari

Inovasi Samsat Kebumen, Bayar Pajak Kendaraan Kini Bisa Malam Hari

Regional
Calon Bupati dan Wakil Jalur Perseorangan di Belitung Timur Harus Setor 9.580 Salinan KTP

Calon Bupati dan Wakil Jalur Perseorangan di Belitung Timur Harus Setor 9.580 Salinan KTP

Regional
Mahasiswa PTS di Sleman Meninggal Usai Sparing Bela Diri, Ini Pengakuan Pelaku

Mahasiswa PTS di Sleman Meninggal Usai Sparing Bela Diri, Ini Pengakuan Pelaku

Regional
Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang Bakal Berdampak ke Lalu Lintas Pantura Demak

Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang Bakal Berdampak ke Lalu Lintas Pantura Demak

Regional
BMKG Peringatkan Ancaman Banjir Rob di Sejumlah Daerah di Maluku

BMKG Peringatkan Ancaman Banjir Rob di Sejumlah Daerah di Maluku

Regional
Amankan Pilkada 2024, Pemprov Sumsel Anggarkan Rp 190,1 Miliar untuk TNI dan Polri

Amankan Pilkada 2024, Pemprov Sumsel Anggarkan Rp 190,1 Miliar untuk TNI dan Polri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com