Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Situasi Mendadak Berubah Setelah Ada Tembakan Gas Air Mata Ke Arah Tempat Duduk Kami.."

Kompas.com - 02/10/2022, 18:32 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com - Gafandra Zulkarnain (20), warga asal Kota Malang menjadi salah satu korban yang selamat dari tragedi kerusuhan Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) malam.

Gafandra menyaksikan bagaimana kondisi kerusuhan di tribun pada tragedi itu berlangsung.

Dia mengatakan ia bersama teman perempuannya, Aldita Putri jatuh saat ia berada tribun selatan, saat huru-hara terjadi akibat tembakan gas air mata.

"Lalu kami berdua terinjak-injak oleh supporter lain saat semuanya sama-sama berebut keluar dari stadion," ungkapnya saat ditemui di RSUD Kanjuruhan, Minggu.

Akibatnya, ia mengalami luka-luka lebam di tangan kiri dan kaki kirinya. Sedangkan Aldita Putri mengalami luka di pelipis kiri dan dahi sebelah kanannya.

"Saat itu, kami tidak ikut turun ke lapangan, tapi hanya diam di tribun. Namun, situasi mendadak berubah setelah ada tembakan gas air mata ke arah tempat duduk kami, sehingga semua orang berebut keluar dari Stadion Kanjuruhan," jelasnya.

Baca juga: Kerusuhan Suporter di Malang Tewaskan 129 Orang, Manajer Arema FC: Kenapa Ditembaki Gas Air Mata?

Beruntung, mereka berdua berhasil menyelamatkan diri keluar dari Stadion Kanjuruhan, meski dengan kondisi pernapasan sesak dan matanya perih akibat tembakan gas air mata.

"Beruntung kami masih bisa keluar dan masih hidup saat ini. Sebab banyak suporter lain yang tewas akibat tragedi itu," jelasnya.

Kesaksian suporter lain

Seorang suporter Arema FC, Riyan Dwi Cahyono (22), warga asal Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar tengah berbaring dalam perawatan medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan, karena mengalami patah tulang kanan.

Dia mengatakan pihaknya memang turut turun ke dalam lapangan usai pertandingan berakhir dengan kekalahan Arema FC dari Persebaya Surabaya 2-3.

"Kami turun tujuannya memang untuk protes kepada pemain dan manajemen Arema FC, kenapa Arema FC bisa kalah? Padahal selama 23 tahun sejarahnya Persebaya tidak pernah kalah melawan Arema FC di kandang Singo Edan," ungkapnya saat ditemui, Minggu.

"Jadi tujuannya hanya untuk protes agar Arema FC bisa lebih baik lagi ke depannya," imbuhnya.

Baca juga: Kerusuhan Suporter di Malang Tewaskan 129 Orang, Manajer Arema FC: Kenapa Ditembaki Gas Air Mata?

Belum sampai melompati pagar, tembakan gas air mata datang ke arahnya di tribun sebelah timur, hingga membuatnya jatuh dan terinjak supporter lain yang berebut turun dari tribun.

"Saat itu saya tidak berdaya. Bahkan, teman perempuan saya yang bareng bersama saya dari Blitar hilang dan belum tahu bagaimana kondisinya saat ini," jelasnya.

Akibat gas air mata, Riyan sempat sesak napas. Beruntung nyawanya masih selamat setelah segera dievakuasi oleh supporter lain.

"Kami kecewa dengan perlakuan petugas keamanan. Kami juga dipukul, ditendang oleh petugas, hingga teman kami sampai kehilangan nyawa," katanya.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Kabupaten Malang, Imron Hakiki | Editor Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com