Termasuk juga pengawasan terhadap pemasangan CCTV di setiap mobil online yang terhubung ke operator pusat atau pengawas CCTV.
"SPAUN menegaskan, selama maxim mobil belum memiliki kelengkapan yang menjadi sarat menjadi angkutan online, kami sopir angkot akan terus melakukan tindakan, dan membawa mobil maxim ke pihak berwajib," tegasnya.
Herman menambahkan, pihak maxim tidak boleh lepas tanggung jawab terhadap ketidak patuhan driver mereka yang menyelisihi kesepakatan dan bersikap masa bodoh dengan hasil pertemuan pasca demo di Kantor Dinas Perhubungan.
"Jangan mengatakan pelanggaran itu tidak ada hubungannya dengan maxim. Yang merekrut mereka adalah managemen, dan yang memiliki tanggung jawab penuh terhadap maxim juga internal mereka. Mana bisa mengatakan pelanggaran kesepakatan di luar tanggung jawab maxim Nunukan," kata Herman.
Kasat Lantas Nunukan, AKP Arofiek Aprilian Riswanto, membenarkan ada 3 unit mobil maxim yang sudah ditindak oleh Satlantas, sampai hari ini.
Ia menegaskan, sebelum adanya surat izin operasi dari Pemprov Kaltara keluar, Satlantas akan mengarahkan maxim, khususnya roda 4, untuk tidak beroprasi terlebih dahulu.
Hal ini dilakukan atas dasar adanya kesepakatan antara sopir Angkot dan pihak maxim yang disaksikan Kepala Dinas Perhubungan Nunukan, Abdul Halid.
"Apabila didapati, akan dilakukan penindakan. Pertama, kita berikan peringatan terlebih dahulu apabila didapati memuat penumpang. Mobil diamankan selama 4 hari, dan driver membuat pernyataan. Apabila berulang, kami berikan penilangan dan penahanan selama 1 bulan," ujarnya.
Untuk mengantisipasi gejolak social dan potensi kerusuhan, Satlantas Nunukan, berencana untuk melakukan penertiban bagi moda angkutan online maxim roda empat.
"Minggu ini akan kami kerahkan anggota kita untuk lakukan penertiban terhadap kendaraan tersebut (maxim). Untuk tehniknya, nanti menyesuaikan di lapangan," kata Arofiek.
Baca juga: Mitra Driver Dilaporkan Perkosa Penumpang, Maxim Lampung: Baru 4 Bulan Aktif Jadi Driver
Terpisah, Direktur maxim Nunukan, Herianti Kadir, menegaskan, sejauh ini, maxim Nunukan tidak pernah menyelisihi kesekapatan, meskipun kesepakatan tersebut berat sebelah dan merugikan maxim.
Adanya driver maxim yang masih melayani, kata Herianti, hal itu di luar tanggung jawab maxim Nunukan.
"Saat kesepakatan di Dinas Perhubungan, kami sudah tekankan, menonaktifkan satu fitur, akan berakibat off total. Yang kami bisa, hanya mengimbau driver untuk tidak operasi sementara. Kita menyayangkan driver kami yang masih beroperasi," kata Herianti.
Herianti mengakui, para driver yang beroperasi sudah mendapat sanksi dari Satlantas.
Mobil mereka ditahan selama empat hari sebagai warning dan sebagai langkah untuk menetralkan suasana yang memanas antara sopir Angkot dan maxim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.