Pada tanggal 20 Juli 1887, Terowongan Ijo dibuka untuk umum bersama dengan peresmian jalur kereta api Yogyakarta Cilacap.
Terowongan Ijo baru dibuat berdekatan dengan terowongan lama, tepatnya 50 meter di sebelah utara terowongan lama.
Panjang Terowongan Ijo Baru mencapai 581 meter. Terowongan yang memiliki kode BH 1649 mulai dikerjakan pada akhir 2017 sampai April 2020 dengan menembus bukit kapur Gunung Malang, seperti terowongan lama.
Pembangunan ketiga terowongan tersebut menelan biaya sekitar Rp 1,5 triliun yang masuk dalam Proyek Startegis Nasional (PSN). Skema pembiayaannya menggunakan Surat Berharga syariah Negara (SBSN).
Baca juga: Warga Temukan Terowongan Kuno di Klaten, Bermula Keruk Embung Peninggalan Belanda
Ketiga terowongan baru ini menerapkan rel ganda (double track) sebagai konsekuensi pengoperasionalan jalur serupa.
Jalur rel ganda dimulai dari Cirebon, Purwokerto, Kroya, Yogyakarta, Solo, Madiun, dan Jombang sejauh 550 Km.
Sistem peredam rel pada ketiga terowongan menggunakan teknologi ballastless track dan meniadakan batu kerikil atau ballast bantalan rel.
Keunggulan teknologi ini, getaran saat kereta melintas dapat dikurangi.
Pengeboran terowongan dengan menyemprotkan cairan kimia khusus ke dinding batu serta dinamit untuk membuat lubang dan tidak melibatkan mesin bor dengan diameter besar.
Sejak akhir 2020, ketiga terowongan tersebut sudah dilintasi ratusan kereta api.
Sumber:
indonesia.go.id dan heritage.kai.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.