Abdul Latief (24), seorang pria penyandang disabilitas, gigit jari lantaran uang yang ia simpan habis dimakan rayap.
Rencananya uang yang ia simpan selama 2 tahun itu akan ia jadikan modal usaha untuk membuka konter pulsa.
Ia menyimpan uang tersebut di kotak celengan yang diletakkan di kolong lemari pakaian di rumahnya di Jalan Kampung Benda Barat, Cipayung, Depok, Jawa Barat.
"Saya lagi nabung dimakan rayap. Tahu-tahunya pas dibuka, enggak ada yang tersisa sedikit pun. Isinya hampir sejuta buat usaha konter pulsa," kata Latief, Jumat (17/6/2022).
Setelah melihat uangnya dimakan rayap, Latief pun menangis hingga menjerit.
"Saya juga enggak tahu dari awal dia nabung, enggak tahu sama sekali. Tahu dari cerita mama, dia nangis-nangis, gerung-gerung gitu," ujar kakak Latief, Mimi.
Keluarganya pun kemudian menguatkan Latief setelah musibah yang menimpanya.
"Sudah tenang saja, sabar pasti ada rezekinya, kata kita begitu ke Latif," pungkasnya.
Baca juga: Uang Tabungannya Dimakan Rayap, Pria Disabilitas di Depok Menangis karena Khawatir Gagal Buka Usaha
Uang puluhan juta rupiah dia ditabung di celengan plastik sejak 2,5 tahun, tepatnya sejak pandemi Covid-19.
Rencananya, uang tersebut akan dia gunakan untuk menunaikan ibadah haji bersama istri dan dua anaknya.
Samin mengatakan sebenarnya tiga hari yang lalu dirinya sudah meminta istrinya untuk membongkar celengan tersebut karena sudah penuh.
Karena belum ada waktu, akhirnya celengan itu baru dia bongkar pada Selasa (13/92/2022. Samin dan istrinya pun terkejut mengetahui uang di celengan itu dimakan rayap.
Selama ini celengan plastik yang digunakan untuk menabung uang hasil jualan makanan ringan di kantin sekolah diletakkan di tempat tidur.
Samin memiliki dua celengan. Uang yang dimakan rayap berada di celengan warna hijau. Kondisinya sudah tidak utuh lagi dan rusak. Jumlah uang tersebut sekitar Rp 50 juta.
Sedangkan uang yang di celengan ungu sebagian besar masih utuh meskipun ada yang dimakan rayap. Berdasarkan hasil penghitungan jumlah uang itu sekitar Rp 49,8 juta.
Samin menjadi penjaga sekolah sejak tahun 1998 dengan status sebagai tenaga kerja dengan perjanjian kerja (TKPK).
Setiap hari ia menabung Rp 100.000 hingga Rp 200.000 dari hasil berjualan di kantin dan membuatkan minuman teh guru sekolah.
SUMBER: KOMPAS.co. (Penulis: Fika Nurul Ulya, Kurnia Sari Aziza, Muhamad Syahri Romdhon, Markus Yuwono, Suparman Sultan, M Chaerul Halim, Labib Zamani | Editor : Erlangga Djumena, Icha Rastika, Rachmawati, Khairina, Teuku Muhammad Valdy Arief, Ivany Atina Arbi, Dita Angga Rusiana)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.