Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Eks Direktur RSUD NTB 6 Tahun Hilang, Polisi: Kita Bisa Buka Lagi Kasusnya

Kompas.com - 15/09/2022, 07:56 WIB
Fitri Rachmawati,
Krisiandi

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.COM - Kasus hilangnya Mawardi Hamry kembali jadi sorotan. Saat dilaporkan hilang pada 23 Maret 2016, pria yang berprofesi sebagai dokter itu adalah Direktur RSUD Nusa Tenggara Barat (NTB). 

Polda NTB masih menelusuri keberadaan Mawardi, meski kasus tersebut telah dinyatakan ditutup. 

Pencarian terhadap dokter Mawardi dihentikan pada 2018, saat Kapolda NTB dijabat Brigjen Pol Firli Bahuri, kini Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

Polisi bisa secara resmi membuka kembali kasus tersebut jika ada bukti baru.

Baca juga: Polda NTB Gandeng Pihak Mabes Polri Melacak Direktur Rumah Sakit yang Hilang

"Tentunya yang pertama kami menghormati proses penyidikan yang sudah berjalan, yang sudah ditutup pada jaman sebelumnya, namun tetap kita akan cari informasi, kita lakukan penyelidikan, jika ditemukan bukti baru bisa kita buka kembali," terang Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda NTB,  Kombes Pol Teddy Rustiawan, di Mapolda NTB, Rabu (14/9/2022).

Proses pencarian akan dilakukan mengunakan sistem teknologi informasi yang bisa melacak keberadaan seseorang.

"Mudah mudahan kalau ada masyarakat mengetahui keberadaan yang bersangkutan, sampaikan ke kami, nanti akan kita tindak lanjuti," kata Teddy.

Polisi, kata dia, berupaya untuk membuat kasus ini terang benderang. Hingga kini belum diketahui sebab hilangnya Mawardi. Polisi masih membutuhkan alat bukti, apakah Mawardi menghilangkan diri atau diculik.

"Yang pasti kan dia hilang, tentunya akan kita cari informasi keberadaan yang bersangkutan dimana saat ini, meski telah enam tahun," ungkapnya.

Baca juga: Polda NTB Hentikan Penyelidikan Hilangnya Direktur Rumah Sakit

Teddy mengakui, polisi menemui kendala dalam menyelidki kasus ini. Penyelidik, kata dia, tidak mendapatkan informasi apa pun terkait hilangnya jejak Mawardi. Namun demikian, dia menegaskan, setiap kasus ada kendala masing-masing. 

"Ada kasus berat tapi gampang diungkap, ada kasus biasa tapi belum bisa diungkap, karena tingkat kesulitan kasus berbeda beda, ini yang salah satu kasus yang sulit diungkap karena hilang sama sekali dan tidak ada titik terang keberadaannya dimana," ungkap Teddy.

Tidak bentuk tim

Lebih jauh, Teddy juga mengatakan, meski kasus telah ditutup pada 2018, namun Polda NTB tetap menjalin komunikasi dengan keluarga. Komunikasi itu dilakukan dalam upaya untuk tetap mencari keberadaan Mawardi. 

"Secara resmi memang ditutup, tetapi komunikasi dengan keluarga tetap kita lakukan, jika keluarga mengetahui keberadaan yang bersangkutan segera sampaikan pada kita," katanya.

Hilangnya dokter Mawardi bahkan telah disayembarakan, bagi siapa saja yang menemukan akan diberi imbalan sebesar Rp 200 juta. Sayembara itu masih berlaku hingga saat ini

Baca juga: Direktur Rumah Sakit Itu Dijemput Seseorang Sebelum Hilang

Mantan Kapolda NTB, Irjen Pol (Purn) Umar Septono sempat mengungkapkan penyesalannya karena tak mampu mengusut tuntas hilangnya Mawardi hingga akhir masa jabatannya 2017 di NTB.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com