AM meninggal dunia diduga dianiaya oleh seniornya karena persoalan kekurangan alat saat menyelenggarakan kegiatan perkemahan Kamis Jumat (Perkajum). AM sendiri berperan sebagai ketua panitia.
Pihak keluarga mulanya menerima laporan bahwa anak mereka meninggal lantaran kelelahan mengikuti kemah.
Namun, ibu korban yang bernama Soimah tidak percaya dengan laporan tersebut saat melihat jasad anaknya. Soimah pun sempat mengadu pada pengacara kondang Hotman Paris.
Pihak Pondok kemudian memberikan keterangan resmi yang mengakui adanya dugaan penganiayaan dalam kematian AM.
Mereka menegaskan telah mengeluarkan santri yang diduga terlibat.
Polisi kemudian melakukan otopsi pada jasad korban yang telah dikuburkan di Palembang, Kamis (8/9/2022).
Baca juga: Polisi Sebut Otopsi Jenazah Santri Gontor Berlangsung 6 Jam, Ditemukan Memar di Dada
Hasilnya ditemukan ada luka di bagian dada korban.
“Hasil kesimpulan sementara salah satunya ditemukan memar atau bekas benda tumpulan di area sekitar dada dan organ dalam,” kata Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo.
Usai otopsi, Polres Ponorogo akan segera melakukan gelar perkara.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Solo, Muchlis Al Alawi, Kontributor Palembang Aji YK Putra | Editor: Krisiandi, Reni Susanti, Pythag Kurniati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.