Umar, sang ayah, mengaku telah menyiapkan nama pada empat pangerannya itu.
"Satu Al Zikri, kedua Al Zikru, yang ketiga Al Zabar, yang keempat Al Mu'azim. Saya ambil dari Asmaul Husna. Mudah-mudahan mereka sehat semua dan berguna bagi nusa dan bangsa dan agama," kata Umar dengan mata berbinar di depan ruang bersalin Teratai RSUD Provinsi NTB.
Meski hanya seorang petani kecil di pelosok Bima, Umar akan berjuang keras membesarkan anaknya. Melalui kelahiran anak kembar empat itu, Umar saat ini sudah memiliki enam orang anak. Sebelumnya, ia sudah memiliki dua anak, yakni anak laki-laki berusia 10 tahun dan anak perempuan berusia 3 tahun.
"Saya akan berjuang keras untuk mereka. Kalau ada bantuan pemerintah ya berharap juga, tetapi saya akan berjuang untuk anak-anak saya," katanya.
Baca juga: Ibu di Kolaka Timur Sultra Melahirkan Bayi Kembar 4, Butuh Bantuan, 1 Bayi Meninggal
Fatimah, adik Umar mengaku dengan sabar menunggu dan menyiapkan kebutuhan Siti Nursiah yang masih dalam kondisi lemah.
"Dia (Siti Nursiah) tidak menangis, dia bahagia, hanya mengeluhkan sakit di perut dan pusing," kata Fatimah.
Atas kelahiran bayi kembar empat itu, Fatimah mengabarkan bahwa keluarga mereka di Bima langsung menggelar doa keluarga atau syukuran sederhana sebagai rasa terima kasih pada Tuhan.
Baca juga: [POPULER NUSANTARA] Ular Berkaki Ditemukan Mati di Karhutla Riau | Ibu Muda Lahirkan Bayi Kembar 4
Rukun Keluarga Bima (RKB) di Mataram juga menggalang bantuan untuk keluarga ini.
"Begitu tahu bayi kembar empat ini lahir, kami semua dari RKB (Rukun Keluarga Bima) menggalang bantuan untuknya," kata Nur Jadidah, perwakilan RKB yang juga tim medis di RSUD Provinsi NTB.
Kelahiran bayi kembar empat yang semuanya laki-laki ini menjadi perhatian penuh pihak RSUD Provinsi NTB. Sebab, kelahiran bayi kembar itu merupakan kelahiran langka.
"Kelahiran bayi kembar empat tergolong langka, kembar empat dengan empat sel yang berbeda itu satu berbanding 500.000 kehamilan. Untuk satu sel yang membelah menjadi empat itu angkanya satu banding 13 juta kehamilan. Sehingga kasus ini merupakan kasus langka," jelas Agus Rusdhy Hamid Hariawan, Sp.OG, dokter spesialis kandungan di RSUD Provinsi NTB.