Paling tidak, dasarnya dapat dipelajari di bangku sekolah dasar sehingga nantinya, jika lanjut ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, peserta didik menjadi tidak kaget dan mampu menyesuaikan diri.
Nadia pun memberi contoh anak usia dua tahun pun bisa menggunakan bahasa Inggris secara baik karena terbiasa.
Sementara Putri, mengutarakan pendapat dari sisi yang lain, bahwa teknologi saat ini, hampir semuanya menggunakan Bahasa Inggris.
"Nah, berdasarkan pengalaman keduanya di kancah internasional walaupun disediakan penerjemah pada saat itu, mereka memilih tetap menggunakan Bahasa Inggris. Mereka juga menceritakan sedikit pengalamannya saat penyusunan proposal hingga PPT yang mewajibkan Bahasa Inggris," urai Jumiati.
Andi Jumiati, berpendapat, pasal 81 pada naskah RUU Sisdiknas agar dapat ditinjau ulang dan meminta agar mata pelajaran Bahasa Inggris dapat berada pada posisi atau urutan ke 11 mata pelajaran wajib pada pasal tersebut.
"Apalagi di daerah perbatasan seperti Nunukan, dengan akses kursus yang masih belum banyak. Semoga hal ini menjadi perhatian untuk ke depannya. Sehingga mata pelajaran Bahasa Inggris dapat diajarkan sejak dini dan nantinya peserta didik dapat maju dalam hal bahasa serta dapat bersaing secara global dengan bangsa lain," harapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.