KOMPAS.com - Seorang siswa SD berinisial RP di Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali dibully temannya karena terjangkit HIV/AIDS.
Siswa tersebut terjangkit HIV/AIDS tertular dari ibunya yang sudah meninggal dunia dan hanya tinggal bersama kakeknya.
Kominisioner Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Bali I Kadek Airasa mengatakan, laporan mengenai kasus bullying ini dari guru sekolah tersebut.
Kadek langsung mendatangi sekolah setelah mendapatkan informasi tersebut.
Pihak sekolah membenarkan bahwa adanya perundungan yang dilakukan seorang siswa yang dikenal sebagai anak yang jahil.
"Info dari guru, anaknya atau si tukang bully ini memang agak jahil,” ujar Ariasa dikutip dari Tribun-Bali.com, Jumat (2/9/2022).
Baca juga: Meja Kursi Rusak, Siswa SD di Cianjur Belajar di Lantai: Dingin, Pegal, dan Kadang Kesemutan
Ariasa menjelaskan kondisi RP setelah mendapatkan bully-an tersebut membuat mentalnya cukup labil.
"Faktor mental psikologis berdampak. Sebab anak itu hidup tanpa ayah ibu, sehingga berpengaruh pada emosinya,” jelasnya.
Sementara dari kesehatan fisiknya, RP mengalami sedikit gatal karena terlambat mengonsumsi obat HIV, hingga harus mendapatkan pengawasan dari dokter.
Menurutnya, siswa yang terjangkit HIV/AIDS harus mendapatkan dukungan semua pihak karena masih adanya stigma negatif mengenai penyakit tersebut.
"Anaknya butuh segera dikonsultasikan ke pelayanan kesehatan sesuai petunjuk dokter yang mengawasi. Tadi (kemarin, Red) anaknya tidak sekolah karena sakit akibat terlambat minum obat,” imbuhnya.
Sementara itu, siswa pembully mengakui kesalahannya dan memahami bahwa risiko hukum dan tidak baiknya sikap bullying. Si perundung berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.
Baca juga: Diduga Sering Dibully, Pelajar SMA di Brebes Nekat Terjun ke Sumur
“Dia janji tidak akan mengulangi perbuatannya, baik pada RP maupun teman-temannya yang lain,” kata Ariasa.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Gianyar Made Suradnya mengatakan, siswa terjangkit HIV/AIDS ini akan terus dipantau agar tetap mendapatkan haknya sebagai pelajar.
Sejauh ini, kata dia, pihak sekolah memperlakukan anak tersebut dengan baik.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.