Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cikal Bakal Dusun Sambo di Kaki Gunung Merbabu, Ditemukan oleh Seorang Musafir di Masa Penjajahan Belanda

Kompas.com - 29/08/2022, 10:05 WIB
Riska Farasonalia

Editor

KOMPAS.com - Konon diceritakan ketika masa penjajahan Belanda, ada kisah seorang musafir bernama Wira Sambo.

Sekitar tahun 1700-an, Wira Sambo pertama kali memasuki sebuah wilayah di kaki Gunung Merbabu.

Kala itu sempat terjadi peperangan sehingga punggawa-punggawa dan prajurit lari dari peperangan itu.

Wira Sambo yang juga dikenal dengan Kyai Wikono datang untuk menyebarkan agama Islam di wilayah tersebut.

Berdasarkan cerita turun temurun, Wira Sambo berasal dari Kasunanan Keraton Solo.

Wira Sambo tiba dan tinggal di wilayah itu bersama istrinya bernama Dewi Sekar Kenanga.

Mereka kemudian melahirkan keturunan-keturunan hingga menetap di wilayah sekitarnya.

Baca juga: Mengenal Dusun Sambo di Magelang, yang Mendadak Populer Setelah Kasus Irjen Ferdy Sambo

Diabadikan jadi nama dusun

Berawal dari kisah tersebut, nama Wira Sambo kemudian diabadikan menjadi nama sebuah dusun di wilayah tersebut.

Letaknya di Kecamatan Podosoko, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dusun ini bernama Dusun Sambo.

Tak hanya itu, nama sang Istri juga diabadikan menjadi nama Dusun Kenanga yang letaknya tak jauh dari Dusun Sambo.

Jarak yang harus ditempuh menuju Dusun Sambo dari pusat Kota Magelang yakni sekitar 20 kilometer atau sekitar 30-45 menit.

Dengan menggunakan sepeda motor, perjalanan menuju Dusun Sambo akan melewati akses jalan berbatu, berliku dan melewati perkebunan-perkebunan.

Namun, begitu sampai dusun itu, terlihat bersih dan rapi hingga dicanangkan sebagai Kampung Pancasila oleh Pemerintah Kabupaten Magelang.

Baca juga: Dusun Sambo di Magelang Mendadak Populer, Sekdes Kerap Ditanya Warga Luar, Di Sana Apakah Ada yang Bernama Ferdy?

Gelar tradisi Nyadran

Sampai saat ini, masyarakat masih menggelar tradisi-tradisi untuk mengormati leluhur, termasuk Kyai Wikono.

Seperti tradisi Nyadran yang digelar setiap tanggal 10 bulan Ruwah dalam kalender Islam, seluruh masyarakat akan berkumpul untuk mendoakan leluhur.

Makan Kyai Wikono juga kerap didatangi masyarakat yang hendak berziarah di pemakaman dusun.

Sekretaris Desa Podosoko, Kuwato (56) bercerita sebagian besar warga di Dusun Sambo adalah keturuan Kyai Wikono.

Namun, ada juga keturunannya yang tinggal di luar dusun.

"Tapi kalau Nyadran kami semua berkumpul, berdoa bersama dan menggelar tradisi-tradisi. Warga yang ikut Nyadran bisa sampai 600-700-an orang," terang Kuwato yang merupakan keturuan ke-8 Kyai Wikono.

Kuwato menyebutkan, Dusun Sambo dihuni sekitar 100 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah penduduk 289 jiwa.

Sebagian besar masyarakat adalah petani dan pedagang, hampir tidak ada warga yang berprofesi sebagai pegawai maupun aparat negara.

Walapun demikian, masyarakat sangat menjunjung nilai toleransi dan gemar bergotong-royong.

Tingkat pendidikannya juga beragam dari SD hingga perguruan tinggi.

Baca juga: Dusun Sambo Jadi Terkenal Pasca-kasus Irjen Ferdy Sambo, Konon Kampung Ini Didirikan Orang Keraton Solo

Suasana Dusun Sambo, Desa Podosoko, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (25/8/2022).KOMPAS.COM/IKA FITRIANA Suasana Dusun Sambo, Desa Podosoko, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (25/8/2022).

Mendadak populer

Dusun ini menjadi populer lantaran sama dengan mantan Kadiv Propam Mabes Polri Irjen Ferdy Sambo.

Diketahui Ferdy Sambo merupakan tersangka kasus dugaan pembunuhan Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Kuwato sendiri pertama kali mendengar nama Sambo di televisi karena kasus krinimal tersebut.

Dia yang awalnya penasaran asal muasal Ferdy Sambo sempat berpikir Ferdy Sambo adalah keturunan Wira Sambo yang merupakan leluhurnya.

"Di televisi ada Sambo itu, saya pribadi berpikir kenapa kok dusun saya, Dusun Sambo kok dibawa-bawa ke sana. Setahu saya tulisan yang dieja Sambo itu juga hanya dusun saya. Saya juga bertanya-tanya apakah Ferdy itu asal usulnya dari Dusun Sambo," ungkap Kuwato.

Baca juga: Kompolnas Sebut Jenderal Bintang 3 Cecar Saksi di Sidang Etik Ferdy Sambo, Kamu Bicara Jujur, Jangan Berbelit!

Tak ada kaitannya dengan Ferdy Sambo

Kendati demikian, Kuwato memastikan tidak ada kaitan Ferdy Sambo dengan nama Dusun Sambo.

Dia juga tidak tahu asal keturunan dan kampung halaman Ferdy Sambo.

Hanya saja, banyak masyarakat yang penasaran, bahkan ada yang tidak tahu jika ada Dusun Sambo di Kabupaten Magelang.

"Sering sekali ditanya sama warga dari luar (luar Dusun) "gimana, Sambo aman, Pak?" begitu," cerita Kuwato sembari tertawa.

"Ada juga yang bertanya apakah di Dusun Sambo ada warga bernama Ferdy. Saya bilang kalau di Dusun Sambo, Ferdy akan menjadi Pardi," ucap dia sembar tertawa.

Sumber : Kompas.com (Penulis Kontributor Magelang, Ika Fitriana | Editor Robertus Belarminus)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tabrak Warga dan Polisi, Pencuri Tewas Ditembak Aparat di Pekanbaru

Tabrak Warga dan Polisi, Pencuri Tewas Ditembak Aparat di Pekanbaru

Regional
Kebakaran Kilang Pertamina di Balikpapan, Pemadaman Masih Berlangsung

Kebakaran Kilang Pertamina di Balikpapan, Pemadaman Masih Berlangsung

Regional
Kilang Pertamina di Balikapapan Terbakar, Asap Hitam Terlihat hingga Belasan Kilometer

Kilang Pertamina di Balikapapan Terbakar, Asap Hitam Terlihat hingga Belasan Kilometer

Regional
Kronologi Pesilat asal Sidoarjo Dikeroyok di Gresik hingga Akhirnya Tewas

Kronologi Pesilat asal Sidoarjo Dikeroyok di Gresik hingga Akhirnya Tewas

Regional
[POPULER NUSANTARA] 3 Juru Parkir Aniaya Pengemudi Ojol di Pekanbaru | Curhat Ibu Pegi Kunjungi Anaknya

[POPULER NUSANTARA] 3 Juru Parkir Aniaya Pengemudi Ojol di Pekanbaru | Curhat Ibu Pegi Kunjungi Anaknya

Regional
PPDB SMAN/SMKN di Jateng, Kuotanya Capai 225.230 Kursi

PPDB SMAN/SMKN di Jateng, Kuotanya Capai 225.230 Kursi

Regional
Sakit Hati Disebut Kere, Buruh Bangunan di Grobogan Bunuh Rentenir

Sakit Hati Disebut Kere, Buruh Bangunan di Grobogan Bunuh Rentenir

Regional
KPU Kota Serang Terima Dana Hibah Rp 28 Miliar untuk Pilkada 2024

KPU Kota Serang Terima Dana Hibah Rp 28 Miliar untuk Pilkada 2024

Regional
Buron 1 Tahun, Ayah Pemerkosa Anak Kandung di Aceh Timur Dibekuk

Buron 1 Tahun, Ayah Pemerkosa Anak Kandung di Aceh Timur Dibekuk

Regional
Program 'Makan Siang Gratis' Berubah Jadi 'Makan Bergizi Gratis', Budiman Sudjatmiko Ungkap Alasannya

Program "Makan Siang Gratis" Berubah Jadi "Makan Bergizi Gratis", Budiman Sudjatmiko Ungkap Alasannya

Regional
Pantai Jodo di Batang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Pantai Jodo di Batang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
KSP Kopdit Pintu Air Minta Perbaikan Jalan, Pj Bupati Sikka: Saya Tidak Janji tapi Saya Catat

KSP Kopdit Pintu Air Minta Perbaikan Jalan, Pj Bupati Sikka: Saya Tidak Janji tapi Saya Catat

Regional
Keluarga Kalin Puas Pratu FS Jadi Tersangka, Minta Pelaku Dihukum Mati

Keluarga Kalin Puas Pratu FS Jadi Tersangka, Minta Pelaku Dihukum Mati

Regional
3 Desa di Bangka Belitung Terendam Banjir, 225 Jiwa Terdampak

3 Desa di Bangka Belitung Terendam Banjir, 225 Jiwa Terdampak

Regional
Gara-gara Tak Dikasih Tembakau, ODGJ di NTT Aniaya Ayah dan Bunuh Kakeknya

Gara-gara Tak Dikasih Tembakau, ODGJ di NTT Aniaya Ayah dan Bunuh Kakeknya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com