Edi Mangun, Area Manager Communication Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading Regional Papua Maluku mengaku, SPBU Kompak satu harga.
"Ada SPBU Kompak satu harga yang diresmikan bersama SPBU Kompak di Yahukimo tahun 2016, tetapi bentuknya bukan seperti SPBU reguler karena tidak ada mobil tangki yang bisa tembus ke sana," ucapnya saat dikonfirmasi, Jumat malam.
Ditanya soal besaran kuota, Edi mengaku tidak hafal datanya. Ia meminta agar menanyakan langsung kepada pemerintah daerah karena mereka yang mempunyai kuota.
Sebelumnya, hal serupa dipertanyakan Ketua DPR Papua Barat, Orgenes Wonggor. Menurut dia, sasaran penyaluran BBM subsidi di Kabupaten Pegunungan Arfak selama ini ke mana.
Sebab, belum ada SPBU di wilayah tersebut, sedangkan pengisian BBM subsidi dilakukan di Manokwari.
"Dalam paparan tadi cukup besar juga kuota BBM subsidi untuk Pegaf, saya ada minta penjelasan soal ini dengan Pertamina, tetapi belum diberikan jawaban jelas," kata Wonggor kepada awak media usai pertemuan dengan pihak PT Pertamina dan para manajer SPBU beberapa waktu lalu di Manokwari.
Untuk itu, ia meminta agar suplai kuota BBM untuk Pegaf perlu ditinjau kembali oleh PT Pertamina dan harus diawasi ketat Polda Papua Barat.
"Karena jika berbicara kebutuhan masyarakat Pegaf juga masih ada juga yang mengambil BBM subsidi di Manokwari," ucap dia.
Maka dari itu, ia meminta agar penyaluran BBM di Pegaf harus diawasi ketat, termasuk di lokasi penambangan emas ilegal.
"Kita tidak curigai, tetapi jangan sampai kuota BBM subsidi itu lari ke kebutuhan penambangan. Ini kan menyalahi aturan," tandasnya.
Ia pun mempertanyakan dari mana para penambang emas ilegal memperoleh BBM untuk beroperasi. Apalagi dalam melakukan aktivitasnya, diduga menggunakan alat berat.
"Ini menjadi pertanyaan DPR Papua Barat, setahu saya belum ada SPBU di Pegaf meskipun dikatakan Pertamina bahwa SPBU satu harga itu ada. Kalau PMS benar ada, tapi itu kuotanya terbatas. Sementara kuota untuk Pegaf sangat tinggi," tandas Wonggor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.