Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Kekerasan Perempuan dan Anak di Bandung Tinggi, Lembaga Pendidikan Tak Aman

Kompas.com - 25/08/2022, 18:40 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

"Pasti ini akan berdampak pada mereka yang rentan dalam situasi tertentu. Jadi kasus ini, diakibatkan karena adanya kuasa yang timpang, dan budaya patriarki, bahwa laki-laki bisa melakukan yang seolah-olah dia bisa berkuasa terhadap tubuh seseorang," tutur dia.

Tanggapi Dugaan Kasus Pencabulan Santri

Pihaknya juga menyoroti dugaan kasus pencabulan yang terjadi di salah satu pesantren di Kabupaten Bandung beberapa waktu lalu.

Menurutnya, kejadian di pesantren kerap terjadi. Modusnya rata-rata dikaitkan pada pemahaman agama.

"Tapi bisa jadi pendidikan berbasis agama, itu bisa jadi yang terdepan terkait kasus seperti ini, apalagi ditambah dengan dogma-dogma agama dengan interpretasi tertentu. Misalnya kepatuhan yang dikaitkan dengan berkah keilmuan dan sebagainya," ucap dia.

"Inikan siswa ataupun santriwati bisa jadi takut jika tidak mengikuti kemauan oknum tersebut," tambah Antik.

Dugaan kasus tersebut merupakan fenomena gunung es. Sebetulnya, warga sudah mengetahui sejak lama maraknya kasus pencabulan di dunia pendidikan.

"Tapi mungkin dengan bantuan sosmed, beritanya lebih cepat tersebar. Kalau semisal informasi terkait pencabulan saya yakin sudah lama terjadi," jelasnya.

Kasus Pencabulan Sulit Terungkap

Selain karena korban kerap mendapatkan intimidasi dari lingkaran pelaku. Pihaknya menyebut masih minimnya sosialisasi aturan terkait kekerasan seksual.

Pemerintah sudah mengeluarkan banyak Undang-undang terkait perlindungan anak, serta Undang-undang dan sistem pendidikan yang baik.

Namun hingga kini, masih jarang ditemui lembaga pendidikan mensosialisasikan aturan tersebut.

"Banyak yang menganggap aturan itu tidak menjangkau institusi pendidikan. Padahal kalau dikaji masih mencakup juga, terbaru ada Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS)," kata Antik.

Terakhir, lembaga pendidikan termasuk pesantren masih jauh dari kategori ramah anak dan gender.

"Dulu kementerian punya program seperti itu, sekolah/pesantren ramah anak tapi hingga saat ini masih belum terdengar perkembangannya. Nah kalau ini tidak diterapkan bisa jadi budaya kekerasan seksual seperti ini malah dilanggengkan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat, Lava Mengalir ke Desa Amakaka

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat, Lava Mengalir ke Desa Amakaka

Regional
Anggota DPRD Lampung Meninggal Saat Ikut Acara Penanaman Pohon

Anggota DPRD Lampung Meninggal Saat Ikut Acara Penanaman Pohon

Regional
Update Banjir di Sumbar, Basarnas: Korban Tewas Capai 37 Orang

Update Banjir di Sumbar, Basarnas: Korban Tewas Capai 37 Orang

Regional
Jalan Rusak, Pasien di Sikka Ditandu 1 Jam Cari Tumpangan ke Puskesmas

Jalan Rusak, Pasien di Sikka Ditandu 1 Jam Cari Tumpangan ke Puskesmas

Regional
Cerita Kang Zen, Pengusaha Rumah Makan Legendaris di Demak Pilih Jalan Hidup Jadi Relawan Tagana

Cerita Kang Zen, Pengusaha Rumah Makan Legendaris di Demak Pilih Jalan Hidup Jadi Relawan Tagana

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Longsor di Kelok 9, Akses Sumbar-Riau Sempat Tertutup 8 Jam

Longsor di Kelok 9, Akses Sumbar-Riau Sempat Tertutup 8 Jam

Regional
[POPULER NUSANTARA] Kecelakaan Subang, Sopir Bus Sebut Rem Tak Berfungsi | Korban Banjir Nunukan Tidur Bawa Parang untuk Usir Buaya

[POPULER NUSANTARA] Kecelakaan Subang, Sopir Bus Sebut Rem Tak Berfungsi | Korban Banjir Nunukan Tidur Bawa Parang untuk Usir Buaya

Regional
Duel Maut Sesama Sopir Truk di Banjarmasin, Seorang Tewas

Duel Maut Sesama Sopir Truk di Banjarmasin, Seorang Tewas

Regional
Satu Korban Longsor Luwu Ditemukan Tewas di Kebun, Jumlah Korban Kini Mencapai 14 Orang

Satu Korban Longsor Luwu Ditemukan Tewas di Kebun, Jumlah Korban Kini Mencapai 14 Orang

Regional
Longsor Tutup Jalan Penghubung Kabupaten Tanah Bumbu dan HSS Kalsel, Sebuah Mobil Terjebak

Longsor Tutup Jalan Penghubung Kabupaten Tanah Bumbu dan HSS Kalsel, Sebuah Mobil Terjebak

Regional
Maju di Pilkada Banten 2024, Iti Berharap Dipasangkan dengan Airin

Maju di Pilkada Banten 2024, Iti Berharap Dipasangkan dengan Airin

Regional
Sopir Bus Kecelakaan Maut di Subang Belum Diinterogasi, Polisi: Masih Sakit

Sopir Bus Kecelakaan Maut di Subang Belum Diinterogasi, Polisi: Masih Sakit

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com