MANOKWARI, KOMPAS.com - Dua atlet berkebutuhan khusus yang dikirim Papua Barat untuk mengikuti ASEAN Para Games di Solo, yakni Kesya Akwan dan Felix Mahuse, akhirnya tiba di Manokwari, Jumat (19/8/2022).
"Puji Tuhan, kami tiba dengan selamat di Manokwari kembali berkumpul dengan keluarga" kata Kesya saat ditemui di Bandara Rendani Manokwari, Jumat.
Ia menyampaikan ucapan terima kasih kepada wali kota Solo dan pengurus National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) pusat maupun yang ada di Solo.
Baca juga: Tak Kantongi Izin Adat, Helikopter di Manokwari Digembok Dewan Adat Doberai Papua Barat
"Terima kasih Pak Wali Kota Solo, terima kasih juga pengurus NPC Solo dan para pelatih nasional serta NPC pusat yang sudah memperlakukan kami di sana dengan baik, memberikan kami tiket kembali ke Manokwari," katanya.
Kesya menyebut, semestinya NPC Papua Barat bersikap serupa sejak keberangkatan hingga kepulangan mereka.
"Harusnya NPC daerah yang melihat dan memperhatikan kami, baik saat berangkat ke sana maupun kembali ke Papua Barat. Tapi sampai saat ini tidak ada," ujar siswi SMPN 1 Manokwari itu.
Hal senada diucapkan Felix, atlet asal Merauke. Ia mengaku diperhatikan oleh pengurus yang ada di Solo sejak sebelum hingga selesai pertandingan.
Di sisi lain, ia juga menyoroti janji pemerintah daerah untuk memberikan bonus saat ajang Peparnas beberapa waktu lalu.
"Kalau hak-hak kita saat Peparnas kemarin sampai saat ini belum diberikan oleh pemerintah Papua Barat," ucap Felix.
Ia menyebut, peraih medali emas dijanjikan akan mendapatkan uang senilai Rp 1 miliar.
Adapun, Felix dan Kesya berharap pemerintah daerah segera merealisasi hak-hak mereka sebagai duta olahraga yang membawah harum nama Provinsi Papua Barat.
Sementara itu belum ada tanggapan dari NPC daerah Papua Barat terkait persoalan tersebut.
Baca juga: Raih 3 Medali di Asean Para Games 2022, Ina Bungkam Perundungnya dengan Prestasi
Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw sebelumnya mengaku prihatin mendengar kabar dua atlet itu diduga telantar di Solo.
Menurutnya hal itu terjadi karena kurang adanya komunikasi.
"Bukan ditelantarkan sebenarnya, itu dari pihak-pihak yang kurang komunikasi dengan kita." ucap Paulus, Selasa (16/8/2022).
"Kita kan tidak tinggal diam ya, mobilitas kita cukup tinggi, tolong harusnya diingatkan," lanjut dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.