Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Daniel Sihite, Lulusan Doktor Temuda Universitas Cenderawasih, Sukses berkat Motivasi Nenek

Kompas.com - 15/08/2022, 15:18 WIB
Roberthus Yewen,
Andi Hartik

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Di balik senyum seseorang selalu ada perjuangan panjang yang telah dilaluinya. Seperti yang tersirat dalam perjalanan Daniel Tri Sihite. Peraih gelar doktor termuda di Universitas Cenderawasih Jayapura, Papua, ini harus melalui lika-liku kehidupan.

Pemuda yang akrab disapa Danny ini kehilangan kasih sayang orangtua sejak duduk di bangku kelas 4 Sekolah Dasar (SD). Sebab, orangtuanya memutuskan untuk berpisah. Danny kecil mungkin belum mengerti arti dari perpisahan kedua orangtuannya, tetapi ia merasakan bagaimana kehilangan kasih sayang seorang ibu dan bapaknya. Ia dibesarkan oleh neneknya.

Lahir dari keluarga broken home tidak menyurutkan semangat Danny untuk melanjutkan pendidikannya. Hal ini tidak lepas dari motivasi dan semangat seorang nenek yang mengasuhnya sejak kecil.

Baca juga: Raih Gelar Doktor Termuda ITS, Rendra Ingin Jadi Peneliti

“Waktu mama dan bapak memutuskan berpisah saya masih kelas 4 SD. Kami akhirnya tinggal bersama nenek untuk sekolah,” katanya kepada Kompas.com di Jayapura, Jumat (12/8/2022).

Danny lahir pada 26 Oktober 1993 di Kampung Prafi, Kabupaten Manokwari, Papua Barat. Ia merupakan mahasiswa termuda yang meraih gelar doktor di universitas tertua dan pertama di tanah Papua ini.

Baca juga: Nitya, Doktor Termuda 25 Tahun Lulusan Prodi Ilmu Pengelolaan Hutan IPB

Pemuda berusia 28 tahun ini merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Ia menghabiskan masa kecil hingga menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kampung Prafi Kabupaten Manokwari.

“Saya lahir dan menghabiskan masa kecil, SD dan SMP di Prafi Manokwari. Kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Wosi Dalam Kabupaten Manokwari,” ucapnya.

Pegawai honorer

Danny menyelesaikan kuliah strata satu (S1) pada tahun 2011-2015 di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Jawa Tengah, dengan mengambil Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi.

Setelah itu, Danny melanjutkan kuliah S2 di kampus yang sama dengan mengambil kosentrasi Sosiologi Agama pada 2016 dan berhasil menyelesaikan studi magisternya pada tahun 2017.

Daniel Sihite, saat berfoto bersama dengan orang tua dan keluarganya, usai mengikuti ujian promosi doktor secara terbuka di Auditorium Universitas Cenderawasih, Kota Jayapura, Papua, Senin (8/8/2022).KOMPAS.COM/Roberthus Yewen Daniel Sihite, saat berfoto bersama dengan orang tua dan keluarganya, usai mengikuti ujian promosi doktor secara terbuka di Auditorium Universitas Cenderawasih, Kota Jayapura, Papua, Senin (8/8/2022).
Usai lulus magister, Danny langsung memilih Kota Jayapura sebagai tempatnya untuk mencari pekerjaan. Pertama kali ke Jayapura ia tinggal di kos, sembari mencari pekerjaan. Pada tahun 2021, ia diterima sebagai pegawai honorer di Kantor Perwakilan (Kanwil) Kementerian Agama Provinsi Papua.

“Saya kerja sebagai pegawai honorer di Kanwil Kemenag Papua sambil saya kuliah doktor. Baru kurang lebih dua tahun ini bekerja di Kemenag,” ungkapnya.

Menjadi pegawai honorer di Kemenag Provinsi Papua tak menghalangi semangat Danny untuk meraih gelar doktor. Ia berhasil meraih gelar doktor dengan waktu tempuh 2 tahun delapan bulan.

Baca juga: Ezi Masdia Putri Raih Gelar Doktor Termuda Usia 26 Tahun di Unand

“Saya memang hanya honorer di Kemenag, tetapi saya buktikan bahwa bisa lulus doktor dengan waktu yang tergolong cepat di Universitas Cenderawasih,” jelasnya.

Jual puding

Gelar doktor yang disandang oleh Danny saat ini tidak terlepas dari pengorbanan yang telah ia lakukan, terutama dalam mencari biaya studi setiap semester yang kurang lebih sekitar Rp 20 juta.

Biaya semester ini tentu tidaklah mudah, apalagi Danny hanya merupakan pegawai honorer. Untuk membiayai studi doktornya, Danny harus mencari berbagai cara guna mendapatkan uang, salah satu dengan membuat dan menjual puding.

“Saya belajar buat puding dan saya jual kepada teman kerja, warga jemaat di gereja dan warga masyarakat di tempat saya tinggal. Hasil dari jualan puding ini saya simpan untuk menambah biaya studi doktor saya,” ungkapnya.

Bagi Danny, tidak ada alasan untuk malu untuk berjualan puding dalam membiayai pendidikannya. Sebab, berjualan merupakan pekerjaan yang halal.

“Kita berjualan sambil pendidikan. Apalagi hasil berjualan kita untuk biaya pendidikan tentu tidak perlu malu, sebab berjualan di pasar ataupun berjualan apa saja merupakan pekerjaan yang halal dan pekerjaan yang mulia,” ujarnya.

Daniel Sihite, saat bersalaman, usai mengikuti ujian promosi doktor secara terbuka di Auditorium Universitas Cenderawasih, Kota Jayapura, Papua, Senin (8/8/2022).KOMPAS.COM/Roberthus Yewen Daniel Sihite, saat bersalaman, usai mengikuti ujian promosi doktor secara terbuka di Auditorium Universitas Cenderawasih, Kota Jayapura, Papua, Senin (8/8/2022).
Promosi doktor

Pada 27 April 2022, Danny resmi mengikuti sidang doktor secara tertutup untuk mempertanggungjawabkan penulisan disertasi yang ditulisnya untuk meraih gelar doktor Sosiologi Pembangunan Program Ilmu Sosial di Universitas Cenderawasih.

Disertasi yang ditulis oleh Danny berjudul “Peningkatan Modal Sosial Masyarakat Kampung Tobati dalam Pengembangan Pariwisata (Studi Kasus Pantai Wisata Hamadi) Kota Jayapura”.

Kemudian, pada 8 Agustus 2022, Danny mengikuti ujian promosi doktor terbuka di Auditorium Universitas Cenderawasih hingga dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar doktor.

Baca juga: Jadi Doktor Termuda Indonesia, Alumnus FK Unair Ini Berbagi Kiat Sukses

Danny berpesan kepada anak-anak muda Papua agar fokus untuk meraih masa depannya.

“Kita harus bedakan mana hobi dan mana cita-cita. Saya pesan untuk anak-anak muda di Papua agar fokus untuk meraih cita-cita dan masa depan dengan bersekolah dan meraih pendidikan yang lebih tinggi. Karena semakin tinggi pendidikan kita, maka kita akan dihargai,” ucapnya.

Kop Promotor, Ave Lefaan menyebut, Danny lulus doktor dengan predikat cumlaude. Lefaan mengungkapkan bahwa gelar doktor yang diraih oleh Danny tidak terlepas dari kerja keras dan semangat untuk meraih cita-cita.

“Ini hasil yang sangat baik, sebab Daniel (Danny) bisa lulus doktor dengan predikat cumlaude. Ini menunjukkan bahwa dosen-dosen pembimbing juga cukup berkualitas untuk membimbing Daniel dan lulusan doktor dari Universitas Cenderawasih yang patut diperhitungkan,” ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Regional
Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Regional
Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Regional
Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Regional
Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Regional
Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com