Sebagai pelatih kuda, lanjut Indra, ia digaji Rp 2 juta per bulan, itu di luar uang juara yang juga diberikan semua kepadanya.
"Saya digaji Rp 2 juta, selain hadiah kuda. Uang hadiah untuk kita, mau berapa saja hadiahnya, pengusaha hanya dapat nama saja, yang penting mereka senang, namanya orang banyak uang ndak peduli uang hadiah," ungkapnya.
Indra mengaku, tidak setuju jika joki cilik dalam pacuan kuda dihapus mengingat ini bagian dari tradisi masyarakat Bima. Kalaupun dipaksa dan menggunakan joki dewasa, menurutnya berat joki tidak ideal dengan tinggi kuda yang ada di Bima.
"Kalau kita pakai joki besar otomatis joki ini tidak bisa kita pacu. Kalau untuk dirubah berat karena ini sudah dari dulu," kata Indra.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.