Sebagai pelatih kuda, lanjut Indra, ia digaji Rp 2 juta per bulan, itu di luar uang juara yang juga diberikan semua kepadanya.
"Saya digaji Rp 2 juta, selain hadiah kuda. Uang hadiah untuk kita, mau berapa saja hadiahnya, pengusaha hanya dapat nama saja, yang penting mereka senang, namanya orang banyak uang ndak peduli uang hadiah," ungkapnya.
Indra mengaku, tidak setuju jika joki cilik dalam pacuan kuda dihapus mengingat ini bagian dari tradisi masyarakat Bima. Kalaupun dipaksa dan menggunakan joki dewasa, menurutnya berat joki tidak ideal dengan tinggi kuda yang ada di Bima.
"Kalau kita pakai joki besar otomatis joki ini tidak bisa kita pacu. Kalau untuk dirubah berat karena ini sudah dari dulu," kata Indra.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.