Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Velmariri Bambari, di Tengah Keterbatasan, Perjuangkan Nasib Korban Kekerasan Seksual di Lembah Bada Poso

Kompas.com - 26/07/2022, 05:30 WIB
Mansur,
Khairina

Tim Redaksi


POSO,KOMPAS.com _Seorang ibu rumah tangga di Poso,Sulawesi Tengah ,Velmariri Bambari (42) dalam kurun waktu 4 tahun terakhir menjadi satu-satunya perempuan pendamping korban kekerasan seksual di wilayah Lembah Bada,Kecamatan Lore Selatan,Kabupaten Poso.

Sejak tahun 2018 silam, Velmariri meskipun harus berjalan dengan menggunakan tongkat terus berjuang untuk mendobrak hukum adat yang ada di kampungnya.

Dia melakukannya demi memenjarakan para pelaku kejahatan seksual dan sekaligus mencari keadilan untuk para korban.

Baca juga: Sederet Kasus Kekerasan Seksual di Banyuwangi Bulan Juli, Salah Satunya Korban Terpaksa Dinikahi Pemerkosanya

Di tengah-tengah kesibukannya ,Velmariri Bambari yang dihubungi via telepon, Minggu (24/7/2022) menceritakan secara singkat perjalanan hidupnya yang berangkat hanya bermodalkan semangat dan keberanian hingga aktif mendampingi perempuan korban kekerasan seksual.

Menurutnya,sebelum aktif mendampingi korban, 4 tahun sebelumnya pada tahun 2014 selama tiga tahun bergabung di salah satu lembaga pemberdayaan perempuan Institut Mosintuwu untuk menimbah ilmu mendapatkan pelatihan perlindungan anak dan perempuan,

Institut Mosintuwu yang beralamat di Kota Tentena Poso merupakan organisasi yang fokus pada upaya-upaya perdamaian saat konflik dan pascakonflik di wilayah Poso dan sekitarnya.

Di tempat ini, ia mendapatkan pelatihan perlindungan anak dan perempuan.

Dengan modal ilmu dari Istitut Mosintuwu tersebut, pertama kalinya Velmariri memberanikan diri dan mendatangi kantor Mapolsek Lore Selatan pada tahun 2018 saat terjadi kasus pemerkosaan di desanya,tepatnya Desa Gintu,Lembah Bada.

"Pengalaman pertama dalam hidup saya mendampingi korban pada tahun 2018. Saat itu saya ditelepon oleh anggota polisi untuk mendampingi salah seorang korban kekerasan seksual yang tengah melapor. Di situ lah saya baru tahu dan terkejut mendengarkan pertanyaan penyidik kepada korban saat pemeriksaan,’’ ungkap Velmariri Bambari.

Baca juga: Alami atau Ketahui Kekerasan Seksual, Warga Nganjuk Bisa Hubungi Nomor Ini

Ditanya kenapa dia tiba-tiba mau terlibat aktif dalam pendampingan kasus korban kekerasan seksual, Velmariri mengakui hati nuraninya terpanggil melihat banyaknya laporan kekerasan seksual perempuan dari berbagai umur yang terjadi di wilayahnya.

Sementara, para pelaku terkadang dan korban hanya diberikan sanksi denda adat atau atau cuci kampung.

Velmariri menjelaskan, dirinya bukan hanya mendampingi korban saat membuat berita acara pemeriksaan (BAP) polisi,namun ikut mendampingi dan mengawal sidang putusan pelaku oleh hakim di Pengadilan Negeri (PN) Poso.

Begitu juga pendampingan terhadap korban pascaputusan persidangan tetap berlanjut.

‘’Setelah masyarakat tahu dan mengenal saya sebagai aktivis perlindungan anak dan perempuan,dampaknya cukup besar dan berpengaruh bagi sistem adat yang ada di Lembah Bada. Dari 14 desa yang ada di Lembah Bada,semua memiliki majelis adat dan aturan yang berbeda khususnya dalam kasus kekerasan seksual,’’ tambah Velmariri.

Masih menurut Velmariri,selama dia secara aktif mendampingi korban kekerasan seksual dalam kurun waktu 4 tahun terakhir, butuh perjuangan untuk mendatangi dan melakukan komunikasi dengan para majelis adat di setiap lokasi terjadinya kasus kejahatan seksual agar korban dibebaskan dari denda adat atau cuci kampung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Regional
Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Regional
Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Regional
2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

Regional
HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

Kilas Daerah
Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Regional
Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Regional
Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Regional
Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Regional
Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Regional
Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Regional
Bukan Fenomena 'Heat Wave', BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Bukan Fenomena "Heat Wave", BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Regional
301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

Regional
Jumlah Siswa Tak Sebanding dengan Sekolah, Mbak Ita Akan Tambah 3 SMP pada 2025

Jumlah Siswa Tak Sebanding dengan Sekolah, Mbak Ita Akan Tambah 3 SMP pada 2025

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com