Dr. Cipto Mangunkusumo kemudian ditetapkan menjadi pahlawan nasional pada 2 Mei 1964 melalui SK No.109 Tahun 1964.
Dr. Moewardi adalah sosok pahlawan nasional kelahiran 30 Januari 1907 di Pati, Jawa Tengah.
Beliau adalah lulusan STOVIA yang kemudian menjadi anggota Jong Java dan ikut mengikrarkan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Beliau sempat menjadi Ketua Barisan Pelopor pada 1945 di Surakarta. Sosoknya juga turut terlibat dalam peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945.
Dr. Moewardi wafat pada usia 41 tahun pada 13 Oktober 1948 karena menjadi korban pemberontakan PKI di Madiun.
Setelah diculik keberadaan jasad maupun makam Dr. Moewardi tidak dapat ditemukan hingga kini.
Dr. Moewardi kemudian ditetapkan menjadi pahlawan nasional pada 4 Agustus 1964 melalui SK No.190 Tahun 1964.
Jenderal Soedirman adalah sosok pahlawan nasional kelahiran 24 Januari 1916 di Purbalingga, Jawa Tengah.
Beliau adalah Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia pertama yang disebut Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Jabatan tersebut ia dapatkan setelah sukses memimpin pertempuran Ambarawa pada 15 Desember 1945, yang membuat Sekutu mundur dari Ambarawa ke Semarang.
Ketika Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta, Panglima Besar Jenderal Soedirman memutuskan untuk memimpin gerilya meski dalam keadaan sakit.
Jenderal Soedirman wafat pada usia 34 tahun pada 29 Januari 1950 dan dimakamkan di TMPN Kusuma Negara, Yogyakarta.
Jenderal Soedirman kemudian ditetapkan menjadi pahlawan nasional pada 10 Desember 1964 melalui SK No.314 Tahun 1964.
Urip Sumohardjo adalah sosok pahlawan nasional kelahiran 22 Februari 1893 di Purworejo, Jawa Tengah.
Beliau adalah sosok pemimpin Tentara Keamanan Rakyat RI yang pertama sebelum kemudian dijabat oleh Jenderal Soedirman.
Sosoknya dikenal sebagai peletak dasar-dasar berkembangnya TKR (Tentara Keamanan Rakyat) yang kemudian menjadi ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia).