Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asa Nelayan Kaur Bengkulu Digdaya Kelola Puluhan Ribu Ton Tuna di Samudra Hindia

Kompas.com - 18/07/2022, 08:42 WIB
Firmansyah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Malam pekat menunjukkan pukul 02.30 WIB. Bunyi mesin kapal berkekuatan 15 PK berpenumpang dua nelayan sayup ditelan gemuruh gelombang laut di Desa Linau, Kecamatan Maje, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu.

Agus Setiawan bersama beberapa nelayan pancing tuna sibuk menaikkan perlengkapan memancing ke kapal berukuran kecil. Ritual rutin itu tak lama, sekitar 15 menit semua siap.

Tarikan gas mesin kapal mulai meninggi, perlahan kapal-kapal pemancing tuna meninggalkan bibir pantai menuju 40 mil ke tengah Samudra Hindia.

Baca juga: Konservasi Gurita dan Cantiknya Wisata Laut Kaur Bengkulu

Ritual nelayan tuna berburu ikan biasanya dimulai pukul 2.30 WIB malam menuju tengah puluhan mil laut. Biasanya mereka akan pulang pada pukul 09.00 WIB menjual tuna ke pengepul, uangnya untuk keperluan rumah tangga.

"Itulah rutinitasnya. Bila rezeki baik dalam satu kali berangkat bisa mendapatkan 300 kg tuna. Kalau diuangkan 2 nelayan dapatlah Rp 300.000 per orang sudah dikurangi operasional, minyak, bekal dan lain-lain. Modal sekali melaut Rp 500.000. Namun, kalau cuaca buruk, rezeki tidak ada sering pulang dengan tangan hampa," ungkap Agus Setyawan, Kamis (14/7/2022).

Agus mengatakan, di desanya ada sekitar 400 orang nelayan pemancing tuna semuanya bertumpu pada 150 kapal.

Mahalnya harga kapal dan peralatan pancing membuat nelayan miskin menumpang kapal dengan sistem bagi hasil.

Baca juga: Pemda Kaur Bengkulu Pecahkan Rekor Dunia, Masak 10.500 Tusuk Sate Gurita

 

Harga tuna di pengepul berkisar Rp 33.000 bila berat tuna di atas 20 kg. Sementara bila berat tuna di bawah 20 kg maka dihargai Rp 28.000.

Pada umumnya hasil tangkapan tuna nelayan Kaur dijual lagi oleh pengepul ke Lampung dan Jakarta lalu diekspor ke sejumlah negara.

"Rata-rata per bulan 10 ton dijual ke luar Bengkulu. Masih sedikit karena keterbatasan alat tangkap dan pengolaan. Padahal potensi tuna melimpah di perairan Bengkulu," sebut Agus.

Kebutuhan Rumpon

Memancing tuna, sambung Agus, tidak terlepas dari kebutuhan rumpon. Selama ini nelayan tuna memancing di tengah laut di sekitar rumpon milik nelayan besar terutama nelayan bagan cincin.

"Kami mancingnya di sekitar rumpon nelayan besar, nelayan pukat. Makanya, sangat bagus kalau seandainya nelayan tuna memiliki rumpon mandiri sehingga tidak harus mencapai 40 mil ke tengah laut," jelasnya.

Baca juga: 10.000 Tusuk Sate Gurita Ramaikan Event Surfing dan Festival Gurita di Kaur Bengkulu

Kebutuhan rumpon mandiri penting selama ini nelayan tuna tidak ada rumpon mandiri karena keterbatasan sumber daya dan modal.

"Artinya, kalau sudah ada rumpon mandiri, nelayan tidak perlu jauh ke tengah laut untuk mancing," ungkapnya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dimassa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dimassa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com