Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut Penikaman Pasangan Pengantin di Kupang, Polisi Batasi Pesta hingga Tengah Malam

Kompas.com - 12/07/2022, 12:55 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Aparat Kepolisian Resor Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) membatasi waktu acara pesta yang diselenggarakan oleh warga.

Kebijakan tersebut diambil menyusul adanya insiden penikaman pasangan pengantin Nomensen Giri dan istrinya Feny Nenobahan, saat acara resepsi di Desa Tuakao, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang.

Baca juga: Ketua RT di Kupang Ditemukan Tewas di Rumahnya

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Kupang Ajun Komisaris Besar Polisi FX Irwan Arianto, mengatakan, pihaknya segera menertibkan acara pesta yang berlangsung hingga tengah malam.

"Kami akan menertibkan semua perizinan terkait adanya pesta atau syukuran lainnya yang dilaksanakan malam hari," ujar Irwan, kepada Kompas.com, Selasa (12/7/2022).

Kasus ini lanjut Irwan, menjadi atensi polisi untuk mengambil langkah-langkah kebijakan demi mencegah terjadinya hal-hal serupa di waktu mendatang.

"Melalui Kapolsek dan para Kepala Desa, kami akan mengimbau agar pelaksanaan pesta atau syukuran yang dilaksanakan malam hari dibatasi hingga pukul 20.00 Wita," ujar Irwan.

Baca juga: Nelayan yang Hilang di Kupang Ditemukan Tewas di Pesisir Pantai Oebali

Irwan berharap, imbauan itu bisa diikuti oleh warga Kabupaten Kupang

Iwan mengatakan, pelaku penikaman berinisial ML. Dia menikam karena tak terima ditegur setelah membuat keributan.

"Saat menikam pasangan pengantin itu, pelaku ML ini dalam kondisi mabuk minuman keras (Miras)," ujar dia.

Baca juga: Mengamuk di Acara Resepsi, Warga di Kupang Tusuk Kedua Mempelai, Ini Kronologinya

Irwan menyebutkan, usai minum miras, pelaku lalu mendatangi lokasi pesta yang digelar di rumah Efraem Nenobahan (Orangtua mempelai wanita) di RT 10/RW 05, Dusun III kompleks trans Bisolo, Desa Tuakao, Minggu (10/7/2022) malam.

Pelaku mengikuti pesta hingga Senin (11/7/2022) dini hari. Puncaknya pada Senin subuh, pelaku lalu menikam pasangan pengantin itu.

"Pelaku ini duduk di kursi pelaminan dan membanting kursi," ungkap Irwan.

Baca juga: 6 Tahun di Kupang, 6 Pengungsi Asal Afganistan Akhirnya Dikirim ke Kanada dan Australia

Nomensen dan Feny pun menegur ML. Tetapi ML tidak terima dengan teguran itu.

Dia lalu mengambil pisau yang sudah dibawa dan menikam pasangan pengantin ini.

ML menikam korban Nomensen pada bahu kiri dan menikam korban Feny pada paha kiri.

"Kedua pengantin pun jatuh karena mengalami luka dan berdarah. Suasana pesta menjadi kacau," kata dia.

Baca juga: Gubernur NTT: Kenaikan Tarif TN Komodo Tetap Berlaku Sesuai Rencana

Usai menikam pasangan pengantin tersebut, pelaku lalu melarikan diri.

Sedangkan pasangan pengantin dibawa ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Barate.

Namun, karena kondisi pengantin yang mengalami luka serius, kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Naibonat, Kabupaten Kupang.

Saat ini, pasangan pengantin masih menjalani perawatan medis.

Polisi yang menerima laporan itu, kemudian mencari pelaku dan menangkapnya.

"Pelaku telah kita amankan di sel Polsek Fatuleu, untuk kita proses lebih lanjut," kata Irwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Regional
Puslabfor Olah TKP Gudang BBM Terbakar, Temukan Mobil Tanki Dimodifikasi

Puslabfor Olah TKP Gudang BBM Terbakar, Temukan Mobil Tanki Dimodifikasi

Regional
Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian Baru, Gibran: Masih Dibahas, Digodok Lagi

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian Baru, Gibran: Masih Dibahas, Digodok Lagi

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, Jalan Padang-Solok Ditutup

Longsor di Sitinjau Lauik, Jalan Padang-Solok Ditutup

Regional
Truk Pengangkut Pertalite Terguling dan Terbakar di Bangka Tengah

Truk Pengangkut Pertalite Terguling dan Terbakar di Bangka Tengah

Regional
Pelaku Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Kenal Korban Lewat MiChat

Pelaku Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Kenal Korban Lewat MiChat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com