Jika kondisi tersebut dibiarkan, Bagas khawatir jika suatu hari ada masyarakat yang tertimpa tembok.
"Karena di dalamnya (pagar tembok) ada pohon-pohonnya. Tengah-tengahnya kan tumbuh pohon nantinya mendorong pagarnya kalau roboh tidak kena orang tidak masalah. Kalau kena orang lewat yang dicari pemiliknya," kata dia.
Bagas membenarkan bahwa ada rencana Ndalem Singopuran akan dibuat perumahan, namun masih jangka panjang.
"Perumahan jangka panjang. Covid perekomoian belum pulih. Ada rencana, ya kalau waktu dekat belum. Termasuk urgent membahayakan. Saya perbaiki kasih pondasi cakar ayam seperti pagar-pagar biasa," kata dia.
Baca juga: Pagar Tembok Ndalem Singopuran, Cagar Budaya di Kartasura Dijebol dengan Alat Berat
Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sukoharjo, Siti Laila mengatakan Ndalem Singopuran dahulunya adalah rumah Patih Keraton Kartasura yang bernama Singopuro.
"Diperkirakan (Ndalem Singopuran) sebagai rumah patih dari Keraton Kartasura," kata Laila.
Dia memastikan lahan ini sudah didaftarkan sebagai ODCB pada 2017 dan masih dikaji untuk ditetapkan sebagai cagar budaya.
Baca juga: Tersangka Kasus Perusakan Tembok Benteng Keraton Kartasura Tak Ditahan, Wajib Lapor Tiap Kamis
Sebelum peristiwa ini, Laila mengatakan sudah menemui pemilik lahan.
Berbeda dengan keterangan pemilik lahan, Laila mengaku sudah memberikan pesan agar kompleks tersebut dijaga dan dirawat.
"Kemarin kita habis dari sini menemui yang punya lahan. Pas ke sini belum digempur masih utuh. Dan pemilik lahan tidak menceritakan mau digempur," ungkap dia.
Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jateng sangat menyayangkan kejadian tersebut karena merupakan kasus kedua dalam rentang waktu yang berdekatan.
"Kayak ditampar. Jadi sangat disayangkan sekali," terang Pamong Budaya Madya BPCB Jateng, Deny Wachju Hidajat, Jumat.