Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jebol Tembok Objek Diduga Cagar Budaya di Kartasura, Pemilik Lahan: Mau Saya Perkuat, Lha Kok Ramai

Kompas.com - 10/07/2022, 08:50 WIB
Pythag Kurniati

Editor

SOLO, KOMPAS.com - Tembok berstatus Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) yang memagari Ndalem Singopuran, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, dijebol oleh pemilik lahan menggunakan ekskavator.

Pemilik lahan mengaku tidak tahu tembok tersebut berstatus ODCB karena merasa tidak pernah mendapatkan surat dari pihak mana pun.

"Saya tidak tahu soalnya tidak ada surat dari mana pun," kata anak pemilik lahan, Bagas, Jumat (8/7/2022).

Baca juga: Pemilik Lahan Ungkap Alasan Robohkan Pagar Tembok Ndalem Singopuran di Kartasura

Bagas membenarkan memang ada petugas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sukoharjo yang mendatangi lahannya tersebut.

Namun menurutnya, tak ada pembahasan mengenai cagar budaya atau larangan untuk membongkar tembok.

"Kurang tahu kalau kemarin memang ketemu. Soalnya pas datang juga langsung masuk saja tanpa kula nuwun, tanpa pemberitahuan. Katanya orang dinas, cuma tidak tahu namanya siapa. Komunikasi cuma tanya biasa. Saya pemiliknya, ngobrol biasa dan tidak bahas cagar budaya. Hanya diduga (cagar budaya). Kecuali sudah terima suratnya dari dinas saya tidak bakal berani," terangnya.

Baca juga: Pagar Tembok Ndalem Singopuran Kartasura Dijebol, Balai Pelestarian Cagar Budaya Jateng: Kayak Ditampar

Ingin membangun ulang

Alasannya menjebol tembok karena sebelumnya tembok tersebut sudah pernah roboh.

Sehingga kini dirinya membongkar tembok dan akan membangunnya ulang supaya lebih kokoh.

"Beberapa kali temboknya itu roboh. Nanti kalau misalnya ya Alhamdulillah saja tidak ada korban. Kalau misalnya ada korban, entah kena orang lewat, entah kena yang jelas nanti kalau mencelakai. Maksudnya nanti mau tak rapikan tak bangun ulang gitu. Saya perkuat. Lha kok jadi ramai," ujarnya.

Baca juga: Jokowi Kurbankan Sapi Simmental Berbobot 960 Kg untuk Warga Solo

 

Petugas Polsek Kartasura memasang garis polisi di pagar tembok Ndalem Singopuran RT 002, RW 002 di Desa Singopuran, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah yang dijebol, Jumat (8/7/2022).KOMPAS.com/LABIB ZAMANI Petugas Polsek Kartasura memasang garis polisi di pagar tembok Ndalem Singopuran RT 002, RW 002 di Desa Singopuran, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah yang dijebol, Jumat (8/7/2022).
Jika kondisi tersebut dibiarkan, Bagas khawatir jika suatu hari ada masyarakat yang tertimpa tembok.

"Karena di dalamnya (pagar tembok) ada pohon-pohonnya. Tengah-tengahnya kan tumbuh pohon nantinya mendorong pagarnya kalau roboh tidak kena orang tidak masalah. Kalau kena orang lewat yang dicari pemiliknya," kata dia.

Bagas membenarkan bahwa ada rencana Ndalem Singopuran akan dibuat perumahan, namun masih jangka panjang.

"Perumahan jangka panjang. Covid perekomoian belum pulih. Ada rencana, ya kalau waktu dekat belum. Termasuk urgent membahayakan. Saya perbaiki kasih pondasi cakar ayam seperti pagar-pagar biasa," kata dia.

Baca juga: Pagar Tembok Ndalem Singopuran, Cagar Budaya di Kartasura Dijebol dengan Alat Berat

Rumah Patih Kartasura

Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sukoharjo, Siti Laila mengatakan Ndalem Singopuran dahulunya adalah rumah Patih Keraton Kartasura yang bernama Singopuro.

"Diperkirakan (Ndalem Singopuran) sebagai rumah patih dari Keraton Kartasura," kata Laila.

Dia memastikan lahan ini sudah didaftarkan sebagai ODCB pada 2017 dan masih dikaji untuk ditetapkan sebagai cagar budaya.

Baca juga: Tersangka Kasus Perusakan Tembok Benteng Keraton Kartasura Tak Ditahan, Wajib Lapor Tiap Kamis

Sebelum peristiwa ini, Laila mengatakan sudah menemui pemilik lahan.

Berbeda dengan keterangan pemilik lahan, Laila mengaku sudah memberikan pesan agar kompleks tersebut dijaga dan dirawat.

"Kemarin kita habis dari sini menemui yang punya lahan. Pas ke sini belum digempur masih utuh. Dan pemilik lahan tidak menceritakan mau digempur," ungkap dia.

BPCB merasa ditampar

Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jateng sangat menyayangkan kejadian tersebut karena merupakan kasus kedua dalam rentang waktu yang berdekatan.

"Kayak ditampar. Jadi sangat disayangkan sekali," terang Pamong Budaya Madya BPCB Jateng, Deny Wachju Hidajat, Jumat.

Baca juga: Berusia 277 Tahun, Pagar Tembok Ndalem Singopuran yang Dijebol Dahulunya Tempat Tinggal Patih Keraton Kartasura

 

Deny membeberkan, pagar tembok Ndalem Singopuran sudah terdaftar sebagai ODCB di BPCB Jateng.

"Nanti kita cek sudah di SK-kan apa belum. Sementara ini sudah diinventarisir oleh BPCB Jateng," imbuhnya.

Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) BPCB Jateng Harun Arosyid menambahkan akan memproses kasus itu secara profesional.

"Nanti yang jelas bahan keterangan, data termasuk meminta klarifikasi berapa orang yang mengetahui terkait kerusakan," terangnya.

Di samping itu, pihaknya sudah mengamankan lokasi pagar tembok Ndalem Singopuran yang dijebol.

Ia menerangkan, aktivitas di lokasi juga dihentikan untuk mengantisipasi supaya tidak menimbulkan kerusakan yang lebih besar.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor: Ardi Priyatno Utomo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Ingin Libatkan Megawati dalam Penyusunan Kabinet, Gibran: Semuanya Kami Mintain Masukan

Prabowo Ingin Libatkan Megawati dalam Penyusunan Kabinet, Gibran: Semuanya Kami Mintain Masukan

Regional
Perjuangan Guru Erni Seberangi Lautan demi Mengajar, Perahu yang Dinaiki Pernah Terbalik

Perjuangan Guru Erni Seberangi Lautan demi Mengajar, Perahu yang Dinaiki Pernah Terbalik

Regional
Cekcok dengan Ibunya, Mahasiswa di Banjarmasin Ditemukan Tewas Gantung Diri

Cekcok dengan Ibunya, Mahasiswa di Banjarmasin Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Banjir Rendam Sekolah di Maja Lebak, Semua Murid Diliburkan

Banjir Rendam Sekolah di Maja Lebak, Semua Murid Diliburkan

Regional
Untidar Magelang Kini Jadi BLU, Rektor Klaim UKT Tak Naik

Untidar Magelang Kini Jadi BLU, Rektor Klaim UKT Tak Naik

Regional
Kisah Siswa SDN 104 Krui, Naik ke Bukit Cari Sinyal Belajar 'Online' buat Ujian

Kisah Siswa SDN 104 Krui, Naik ke Bukit Cari Sinyal Belajar "Online" buat Ujian

Regional
Kisruh Penerima KIP Kuliah di Undip Semarang, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Kisruh Penerima KIP Kuliah di Undip Semarang, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Regional
Korupsi BLT Covid-19, Mantan Kades di Tangerang Divonis 2,5 Tahun Penjara

Korupsi BLT Covid-19, Mantan Kades di Tangerang Divonis 2,5 Tahun Penjara

Regional
28 Calon TKI Ilegal yang Akan Berangkat ke Malaysia Diselamatkan di Pesisir Nunukan

28 Calon TKI Ilegal yang Akan Berangkat ke Malaysia Diselamatkan di Pesisir Nunukan

Regional
Santap Jamur Liar dari Pekarangan Rumah, Sekeluarga di Cilacap Keracunan

Santap Jamur Liar dari Pekarangan Rumah, Sekeluarga di Cilacap Keracunan

Regional
Jalan Rangkasbitung-Bogor Longsor, Kendaraan Roda Empat Dialihkan ke Jalur Alternatif

Jalan Rangkasbitung-Bogor Longsor, Kendaraan Roda Empat Dialihkan ke Jalur Alternatif

Regional
Calon Perseorangan Pilkada Sumbar 2024 Butuh 347.532 Dukungan

Calon Perseorangan Pilkada Sumbar 2024 Butuh 347.532 Dukungan

Regional
Ingin Diresmikan Jokowi, Pembangunan Bendungan Keureto Aceh Dikebut

Ingin Diresmikan Jokowi, Pembangunan Bendungan Keureto Aceh Dikebut

Regional
Rugikan Negara Rp 8,5 Miliar, Mantan Dirut PDAM Kabupaten Semarang Ditahan

Rugikan Negara Rp 8,5 Miliar, Mantan Dirut PDAM Kabupaten Semarang Ditahan

Regional
Kebakaran Kapal Wisata di Labuan Bajo Diduga akibat Korsleting di Ruang Mesin

Kebakaran Kapal Wisata di Labuan Bajo Diduga akibat Korsleting di Ruang Mesin

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com