Achmad menjelaskan, keunikan budaya anak-anak bangsa yang datang wilayah Yogyakarta dan sekitarnya bisa menjadi kekuatan positif dalam membangun kebersamaan.
Kebersamaan dalam keanekaragaman budaya tersebut menjadikan Yogyakarta lebih indah dan damai. Situasi ini tentunya akan bermanfaat bagi seluruh masyarakat.
"Seperti sego gudeg, bumbu-bumbunya banyak dan bermacam-macam. Setelah dimasak beberapa saat dan semua orang bisa menikmatinya bersama-sama dan terbangun dialog yang positif," katanya.
Untuk mencegah kerusuhan di Babarsari kembali terulang memang dibutuhkan sikap tegas aparat kepolisian agar tercapai situasi yang kondusif.
Setelah itu, hal mendesak yang dilakukan adalah melakukan pendekatan dan sosialisasi masalah terhadap kelompok-kelompok yang bertikai.
Pendekatan itu diharapkan mampu membuka ruang dialog dan menghapus stigma lingkungan ekslusif kelompok suku tertentu di tengah masyarakat.
"Ruang dialog itu diharapkan mencairkan kesan eksklusif dan bisa berbaur dengan masyarakat sekitar dan terjalin dialog-dialog positif," katanya.
Proses itu, katanya, akan membutuhkan waktu dan komitmen bersama. Namun, upaya itu akan meminimalisir bibit konflik antarkelompok.
"Warga Yogya sejak dulu terbuka bagi para pendatang yang ingin hidup bersama dalam keanekaragaman dan damai," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.