KOMPAS.com - Sejumlah gunung berapi di Indonesia berstatus level III (siaga) pada Minggu, (3/7/2022).
Salah satu gunung berapi yang aktivitasnya meningkat dan berstatus siaga adalah Gunung Anak Krakatau yang terletak di wilayah Lampung Selatan.
Dengan peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau agar masyarakat tidak mendekati gunung berapi tersebut.
"Masyarakat atau pengunjung atau wisatawan atau pendaki tidak mendekati Gunung Anak Kratakau atau beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah aktif," ujarnya.
Aktivitas Gunung Anak Krakatau terus meningkat dan masih ditetapkan berstatus level III (siaga) pada Minggu (3/7/2022).
Baca juga: Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus, Ini Potensi Bahayanya
Dilansir dari magma.esdm.go.id, berdasarkan laporan Fahrul Roji, A.Md dari pos pengamatan Gunung Anak Krakatau pada Minggu (3/7/2022) pada pukul 06.00-12.00 WIB, gunung berapi itu tertutup kabut. Asap kawah pun tidak teramati.
Selain itu, terjadi juga 2 kali gempa Hembusan, 30 kali gempa berfrekuensi rendah, dan 1 kali gempa Tremor Menerus.
Gunung berapi yang terletak di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, ini juga masih berstatus level III (siaga).
Dilansir dari magma.esdm.go.id, berdasarkan pengamatan Subandrio K. Puyo pada Minggu (3/7/2022) pukul 06.00-12 WITA, Gunung Awu tampak jelas dan tidak ada asap kawah.
Laporan itu membeberkan aktivitas kegempaan Gunung Awu, yakni 2 kali gempa Vulkanik Dangkal, 1 kali gempa Vulkanik Dalam, dan 7 kali gempa Tektonik Jauh.
Baca juga: Warga Lereng Gunung Ile Lewotolok Cemas akibat Erupsi Terus-menerus, Ini Kata BPBD Lembata
Berdasarkan status terkini Gunung Awu, PVMBG memberi tiga imbauan kepada masyarakat, yaitu masyarakat dan pengunjung atau wisatawan agar tidak mendekati dan beraktivitas di dalam radius 3,5 kilometer dari kawah puncak Gunung Awu.
"Masyarakat di sekitar Gunung Awu diharap tetap tenang, tidak terpancing isu-isu mengenai aktivitas Gunung Awu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat harap mengikuti arahan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Sangihe," tulisnya.
Terakhir, masyarakat maupun pemerintah daerah dan instansi terkait dapat memantau perkembangan tingkat aktivitas maupun rekomendasi Gunung Awu setiap saat melalui aplikasi atau web MAGMA Indonesia.
Status Gunung Merapi masih level III (siaga) hingga hari ini, Minggu (3/7/2022).
Menurut laporan petugas PVMBG dari pos pengamatan, gunung yang terletak di Sleman, Magelang, Boyolali, Klaten, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, masih menunjukkan aktivitas vulkanik yang cukup tinggi.
Dilansir dari magma.esdm.go.id, berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada Minggu (3/7/2022) pukul 06.00-12.00 WIB, gunung berapi itu tertutup kabut dan asap kawah tidak teramati.
Baca juga: Gunung Ile Lewotolok Meletus 21 Kali dalam Kurun Waktu 12 Jam
Selain itu, terjadi 15 kali gempa Guguran, 2 kali gempa Hybrid atau Fase Banyak, dan 1 kali gempa Vulkanik Dangkal.
Menurut PVMBG, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Sementara itu, di sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km, sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
PVMBG pun mengimbau agar masyarakat tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya.
"Masyarakat diharapkan mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," tulisnya.
Baca juga: Evakuasi Material Longsor Terkendala Cuaca, Akses Banyuwangi-Bondowoso via Gunung Ijen Masih Tutup
Gunung berapi yang berada di Lembata, Nusa Tenggara Timur, ini juga merupakan salah satu gunung di Indonesia yang berstatus level III (siaga) saat ini.
Menurut laporan Syawaludin, A.Md dari pos pengamatan pada Minggu (3/7/2022) pukul 06.00-12.00 WITA, gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut.
Asap kawah utama berwarna putih, kelabu dan hitam terlihat dengan intensitas sedang hingga tebal dengan tinggi sekira 100-1000 meter dari puncak.
Terjadi 2 kali gempa Letusan atau Erupsi, 12 kali gempa Hembusan, 5 kali Tremor Non-Harmonik, dan 1 kali gempa Tremor Menerus.
PVMBG mengimbau, masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak atau kawah, radius 3.5 km untuk sektor tenggara, radius 4 km untuk sektor timur dan timurlaut.
Baca juga: Gunung Ile Lewotolok Lontarkan Lava Pijar, Warga yang Panik Disarankan Evakuasi Mandiri
Masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona diimbau agar selalu mewaspadai potensi ancaman guguran lava pijar dan awan panas dari bagian timur puncak atau kawah.
"Masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ile Lewotolok agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit," kata PVMBG.
PVMBG melanjutkan, masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Ile Lewotolok agar mewaspadai potensi bahaya lahar terutama saat musim hujan.
Gunung Semeru yang terletak di Lumajang dan Malang, Jawa Timur, juga masih berstatus level III (siaga).
Menurut laporan Mukdas Sofian, A.Md dari pos pengamatan pada Minggu (3/7/2022) pukul 06.00 - 12.00 WIB, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu terlihat jelas, sedangkan Asap kawah tidak teramati.
Baca juga: Gunung Ile Lewotolok Meletus Disertai Gemuruh dan Dentuman Kuat, Ini Pemicunya
Dalam periode pengamatan kali ini juga terjadi gempa Letusan atau Erupsi sebanyak 21 kali.
PVMBG mengimbau, masyarakat tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Masyarakat juga tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
"Tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru karena rawan lontaran batu (pijar)," tulis PVMBG.
Masyarakat pun diminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di anak sungai Besuk Kobokan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.