Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Bocah SD Menangis Saat Dihentikan Polisi karena Tak Pakai Helm, Takut Dimarahi Orangtua

Kompas.com - 30/06/2022, 18:47 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Sebuah video menayangkan bocah SD mengendarai sepeda motor menangis saat dihentikan anggota polisi viral di media sosial (medsos).

Video tersebut diunggah oleh pemilik akun Instagram @kabar_klaten sekitar tiga hari lalu.

Hingga Kamis (30/6/2022), video viral tersebut telah disukai lebih dari 3.110 dan dikomentari lebih dari 72 pengguna akun Instagram.

"Beredar video anak yang cukup umur kena penertiban dalam berlalu lintas," tulis akun tersebut.

Baca juga: Air Sungai di Klaten Dipenuhi Busa dan Banyak Ikan Mati, Ini Penyebabnya

Dalam video itu juga memperlihatkan seorang laki-laki diduga orangtua dari salah satu anak tersebut menyampaikan permintaan maafnya di pos polisi Prambanan.

Menanggapi video viral itu, Banit Pos Mintra 11 Polres Klaten, Aipda Budi Santoso mengatakan, peristiwa tersebut terjadi pada Senin (27/6/2022) sekitar pukul 11.00 WIB.

Bermula anggota melakukan pengecekan rombongan suporter PSS Sleman yang akan berangkat ke Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah di perbatasan Prambanan.

Ketika anggota melakukan patroli pengecekan rombongan suporter melihat ada bocah SD mengendari sepeda motor tidak menggunakan helm.

Karena tidak memakai helm dan usianya masih anak-anak, jelas Budi, anggota kemudian menghampiri mereka. Saat didekati bocah SD yang mengendarai sepeda motor itu menangis sejadi-jadinya.

"Ditanya katanya itu mau beli pakan burung atau beli burung gitu. Terus anak itu nangis," kata Budi dikonfirmasi Kompas.com, pada Kamis (30/6/2022).

Budi mengatakan anak tersebut menangis karena takut dimarahi orangtuanya. Pasalnya, anak tersebut pernah mendapatkan perlakuan keras dari ayahnya.

"Bapaknya itu keras. Dulu anak itu pernah dipukul bapaknya. Jadi kalau sampai ketahuan ditangkap polisi takut dipukul sama bapaknya," ungkap dia.

Baca juga: Polisi Amankan Ekskavator yang Digunakan untuk Menambang Pasir Ilegal di Pulau Sebatik

Setelah diberikan pengertian oleh anggota, bocah SD tersebut akhirnya mau dibawa ke pos polisi Prambanan.

Orangtua mereka pun dipanggil ke pos polisi Prambanan untuk menjemput anak-anaknya tersebut.

"Bapak atau Ibunya di suruh ke sini. Terus kita kasih edukasi, pemahaman supaya orangtua tidak sembarangan memberikan anaknya sepeda motor," kata dia.

Budi menambahkan, berdasarkan pengakuan orangtuanya bocah tersebut diam-diam mengambil kunci sepeda motor.

"Kemarin kita kasih edukasi dan tidak ada penilangan," terang Budi.

Lebih jauh pihaknya mengimbau masyarakat yang memiliki anak masih kecil agar tidak memberikan sepeda motor. Hal tersebut agar tidak terjadi sesuatu yang diinginkan.

"Kami mengimbau warga Klaten khususnya yang punya anak-anak masih kecil, masih di bawah umur sekiranya belum cakap, belum belum fasih dalam berlalu lintas alangkah baiknya kalau ke mana-mana diantar saja sama orangtua," terang Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Regional
Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com