Riski juga mengaku bahwa setelah dia mengalami insiden tersebut, pihak panitia tidak memberikan perawatan medis.
"Kemarin itu cuma diberikan perawatan sebentar, tidak sampai dibawa ke ruang medis. Awalnya kan tidak merasa sakit, saya lanjutkan tugas," katanya.
Namun, dua hari selepas kegiatan MXGP, punggung sebelah kiri Riski mengalami rasa sakit. Dia juga mengaku mengalami memar di bagian pinggang dan kaki.
"Mungkin itu karena setang dan ban depan crosser itu kena kaki dan pinggang. Tadi pagi leher susah nengok ke kiri ke kanan. Kerasa ketarik begitu kan," kata Riski.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalbar, dan Kalsel 28 Juni 2022
Remaja yang baru lulus dari SMK 2 Sumbawa Besar ini pun mengaku belum ada pihak panitia ataupun pemerintah setempat yang membantu Riski untuk melakukan pengobatan di Sumbawa.
"Saya tidak ada yang cari. Malahan saya cari dia (panitia dan pemerintah) untuk membiayai saya berobat," katanya.
Selama mengawal MXGP Samota of Indonesia di Sumbawa, Riski bersama 121 marshal dari empat kabupaten kota di Pulau Sumbawa, yaitu Dompu, Bima, Sumbawa, dan Sumbawa Barat, diberikan gaji sesuai kontrak kerja selama tiga hari sebesar Rp 600.000.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.