Sementara salah satu orangtua murid Imenus Wanggai yang ditemui usai pertemuan mengemukakan pendapatnya.
"Pertemuan orangtua murid ini banyak orangtua sepakat tidak mau sekolahkan anaknya di sekolah swasta, mereka lebih cenderung memilih sekolah negeri," katanya.
Wanggai menambahkan, jika patokanya adalah zonasi dalam penerimaan, maka pihak sekolah diharapkan tetap konsisten dengan penetapan zonasi.
"Kalau misalnya kita tinggal di dekat SMA 2 atau SMA 1 kan kita masuk zonasi, harusnya anak kita diakomodasi," ucapnya.
Baca juga: Pedagang di Deiyai Papua Tewas Ditembak, Siapa Pelakunya Menurut Analisis Polisi?
Sebanyak 400 anak lulusan SMP saat ini menginginkan untuk melanjutkan sekolah di SMA Negeri 2 Manokwari dan SMA Negeri 1 Manokwari.
"Tadi itu sudah ada solusi, bahwa dengan adanya tambahan siswa sudah pasti kapasitas daya tampung melebihi, sehingga sekitar 400 siswa yang belum diakomodasi di dua sekolah yakni SMA 1 dan SMA 2 jadi kita tawarkan anak-anak ini ada yang sekolah pagi dan sekolah siang" ucapnya.
Sekertaris Daerah (Sekda) Papua Barat, Nataniel Mandacan mengatakan bahwa semua sekolah sama, baik negeri maupun swasta atau SMA maupun SMK.
"Soal aspirasi yang disampaikan oleh para orangtua murid, kami akan bicarakan lagi dalam pertemuan dengan dinas terkait, kita perlu pertimbangkan keadaan sekolah, berapa jumlah guru, daya tampung sekolah dan sebagainya," ucap Nataniel Mandacan.
Baca juga: Soal Tambang Emas Ilegal, Pj Gubernur Papua Barat: Kita Perlu Bicara Bersama...
Meski demikian dia meminta agar para orangtua juga memanfaatkan sekolah swasta yang ada di Manokwari.
"Jangan pandang remeh sekolah swasta, saya ini juga dari sekolah swasta," kata Sekda Papua Barat.
Mandacan menegaskan, pihaknya akan membicarakan usulan para orangtua terkait dengan skema sekolah siang dan sekolah pagi baik di SMA Negeri 2 maupun SMA Negeri 1 Manokwari.
Baca juga: Kotak Hitam Pesawat Susi Air yang Jatuh di Papua Ditemukan