Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Legenda Putri Naga dan Tuan Tapa, serta Misteri Jejak Telapak Kaki Raksasa di Aceh Selatan

Kompas.com - 27/06/2022, 22:31 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Salah satu daya tarik wisatawan saat berkunjung ke Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan adalah kenampakan serupa jejak kaki raksasa di bibir pantai.

Fenomena tapak kaki raksasa selebar 2,5 meter dan panjang 6 meter itu bisa ditemui jika berkunjung di bibir pantai kawasan pegunungan Gunung Lampu.

Baca juga: Legenda Batu Ampar, Wilayah yang Terbentuk dari Kekuatan Lemparan Si Badang

Kota Tapaktuan yang terletak sekitar 500 kilometer dari ibu kota Aceh, Banda Aceh namanya diambil dari dua suku kata tapak dan tuan.

Baca juga: Legenda Danau Kaco, Kisah Raja Gagak yang Jatuh Cinta dengan Putrinya Sendiri

Tak heran jika misteri keberadaan tapak kaki raksasa tak lepas dari legenda asal Kabupaten Aceh Selatan yaitu Putri Naga dan Tuan Tapa.

Baca juga: Legenda Si Pahit Lidah, Cerita Rakyat dari Sumatera Selatan: Pesan Moral dan Letak Makam

Legenda Putri Naga dan Tuan Tapa

Alkisah pada masa lalu hidup sepasang naga yang terusir dari negeri Tiongkok karena tidak memiliki keturunan.

Setelah mengembara, sepasang naga tersebut akhirnya tinggal di sebuah teluk bernama Tuantapa.

Pada suatu hari, sepasang naga tersebut menemukan seorang bayi yang mengapung di lautan.

Bayi tersebut lalu mereka rawat dengan penuh kasih sayang hingga tumbuh dewasa.

Bayi tersebut pun tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik.

Namun suatu hari datang sebuah kapal milik raja dari Kerajaan Asranaloka dari India.

Ternyata raja tersebut pernah kehilangan putrinya yang dulu hanyut dibawa air laut.

Saat melihat si gadis, raja tersebut yakin bahwa sosok itu adalah putrinya yang hilang.

Raja kemudian memberanikan diri menemui sepasang naga itu untuk meminta putrinya kembali.

Sepasang naga itu menolak hingga terjadi perkelahian antara sepasang naga dengan sang raja.

Perkelahian itu terdengar hingga ke tempat di mana Tuan Tapa tengah bertapa.

Tuan tapa yang merasa terganggu kemudian datang untuk melerai, namun sepasang naga tersebut malah justru mengajaknya bertarung.

Tuan Tapa akhirnya bisa mengalahkan naga tersebut, dan membunuh naga jantan.

Alhasil sang putri yang dijuluki Putri Naga bisa dikembalikan kepada orang tuanya.

Mereka tinggal di pesisir pantai dan diyakini sebagai asal usul masyarakat di Tuantapa.

Terbentuknya Pulau Dua dan Pulau Banyak

Sementara tubuh dan hati naga jantan yang mati dan hancur berubah menjadi bebatuan berbentuk hati yang berwarna hitam dan kini bernama Batu Hitam.

Darahnya yang menggenang juga berubah menjadi batu bernama Batu merah.

Kisah Putri Naga dan Tuan Tapa, juga terkait dengan cerita terbentuknya Pulau Dua dan Pulau Banyak.

Naga betina yang sedih melihat pasangannya mati pun mengamuk.

Naga itu membelah sebuah pulau menjadi dua bagian yang kini dikenal dengan Pulau Dua.

Naga tersebut terus mengamuk membelah pulau-pulau lain yang kini dikenal dengan Pulau Banyak di Kabupaten Aceh Singkil.

Tapak kaki dan makan Tuan Tapa

Bekas peperangan tersebut juga meninggalkan jejak kaki milik Tuan Tapa yang hingga kini masih ada di bibir pantai.

Tongkat dan sorban yang jatuh di dekat jejak kaki tersebut juga berubah menjadi batu.

Sementara setelah kejadian itu Tuan Tapa jatuh sakit dan meninggal pada bulan Ramadhan tahun Hijriyah.

Jasadnya konon dikubur di dekat Gunung Lampu, di depan Mesjid Tuo, Gampong Padang, Kelurahan Padang, Kecamatan Tapaktuan.

Hingga saat ini makam Tapak Tuan masih kerap dikunjungi oleh wisatawan baik dalam maupun luar negeri.

Sumber:
serambiwiki.tribunnews.com
bobo.grid.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Ibu Racuni Anak Tiri di Riau, Beri Minum Kopi Kemasan Beracun hingga Kejang-kejang

Kronologi Ibu Racuni Anak Tiri di Riau, Beri Minum Kopi Kemasan Beracun hingga Kejang-kejang

Regional
Mantan Gubernur hingga Kiai Daftar Ikut Pilkada Babel Lewat PDI-P

Mantan Gubernur hingga Kiai Daftar Ikut Pilkada Babel Lewat PDI-P

Regional
Alasan Milenial hingga Pelaku UMKM Dukung Mbak Ita Kembali Pimpin Semarang

Alasan Milenial hingga Pelaku UMKM Dukung Mbak Ita Kembali Pimpin Semarang

Regional
Rektor Unri Ternyata Belum Cabut Laporan Polisi terhadap Mahasiswa Pengkritik UKT

Rektor Unri Ternyata Belum Cabut Laporan Polisi terhadap Mahasiswa Pengkritik UKT

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Regional
Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P, Mbak Ita Bertolak ke Jakarta

Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P, Mbak Ita Bertolak ke Jakarta

Regional
Pelajar SMK Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Awalnya Dikira Korban Kecelakaan, Ternyata Dibunuh Teman

Pelajar SMK Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Awalnya Dikira Korban Kecelakaan, Ternyata Dibunuh Teman

Regional
Pernah Viral karena Nasi Goreng, Ade Bhakti Akan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P

Pernah Viral karena Nasi Goreng, Ade Bhakti Akan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P

Regional
Awal Mula Rektor Unri Laporkan Mahasiswanya ke Polisi karena Kritik UKT hingga Laporan Dicabut

Awal Mula Rektor Unri Laporkan Mahasiswanya ke Polisi karena Kritik UKT hingga Laporan Dicabut

Regional
Sempat Dihentikan akibat Protes Kenaikan, Registrasi Mahasiswa Baru Unsoed Kembali Dibuka

Sempat Dihentikan akibat Protes Kenaikan, Registrasi Mahasiswa Baru Unsoed Kembali Dibuka

Regional
Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Regional
Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Regional
Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Regional
Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Soal Mutilasi di Ciamis, Apakah Orang dengan Gangguan Jiwa Berpotensi Melakukan Tindak Kejahatan?

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com