Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Kasidah Nasida Ria yang Tampil di Jerman, 47 Tahun Bertahan di Blantika Musik Indonesia

Kompas.com - 21/06/2022, 07:37 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Grup kasidah asal Semarang, Nasida Ria tampil di acara Documenta Fifteen di Kassel, Jerman pada 18 Juni 2022.

Grup musik yang beranggotakan perempuan itu membagikan momen tersebut lewat unggahan di akun Instagram resmi @nasidariasemarang.

Sementara itu, di video viral yang beredar, banyak penonton ikut berjoget saat Kasidah Nasida Ria memainkan musik dan bernyanyi.

Dari video tersebut, para anggota Nasida Riat terlihat tampil percaya diri dengan seragam warna kuning dan hitam.

Baca juga: Mengenal Grup Kasidah Nasida Ria yang Tampil di Jerman, Didirikan Tahun 1975 dan Punya 400 Lagu

Berikut 5 fakta grup kasiah Nasida Ria yang tampil di Jerman:

1. Didirikan tahun 1975, bertahan selama 47 tahun

Grup Kasidah Nasida Ria didirikan oleh salah satu pemuka agama Islam di Semarang yang bernama HM Zain tahun 1975.

Saat itu ia mengajak pada muridnya untuk bermusik di asrama miliknya di kawasan Kauman Mustaram no 58, Semarang.

Nama Nasida Ria dipilih yang berasal dari gabungan kata Nasida atau nyanyian serta Ria alias gembira.

Awal dibentuk, Nasida Ria terdiri dari 9 personel sesuai jumlah huruf Nasida Ria. Setelah 47 tahun berlalu, anggota personel menjadi 11 orang.

Mereka terdiri dari 3 generasi. Salah satu anggota generasi pertama yang masih tampil adalah Rien Djamain yang memegang bas gitar.

Baca juga: Nasida Ria Bawakan Kasidah di Jerman, Bikin Para Bule Berjoget


 

2. Populer dengan lagu berjudul Perdamaian

Dikembangkan Pak Zain dengan drum, kendang, seruling, biola dan tamborin. Setelah bisa memainkan biola, drum dihilangkan dan biola menjadi ciri khas Nasida Ria.NASida Ria Dikembangkan Pak Zain dengan drum, kendang, seruling, biola dan tamborin. Setelah bisa memainkan biola, drum dihilangkan dan biola menjadi ciri khas Nasida Ria.
Pendiri Nasida Ria, HM Zain menerima tawaran kontrak dengan Ira Puspita Record. Pada tahun 1978, albun pertama Nasida Ria, Alabaladil Mahbub diluncurkan tahun 1978.

Mulai dari Volume 1 hingg Volume 4, Nasida Ria banyak menyanyikan lagu gambus dengan bahasa Arab yang kental dengan nuansa Timur Tengah

Mereka kemudian dibantu K.H. Ahmad Buchori Masruri yang waktu itu menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah, mengalihbahasakan syair bahsa Arab ke Bahasa Indonesia.

Pada tahun 1980-an, nama Nasida Ria melejit dengan lagu yang berjudul Perdamaian yang berada di album kelima.

Kesuksesan berlanjut di album-album selanjutnya yang juga banyak melahirkan lagu hit seperti Palestina, Bom Nuklir, Jilbab Putih, Ratu Dunia, Indonesiaku, hingga Kota Santri.

Baca juga: Mengenal Kasidah Nasida Ria asal Semarang, 45 Tahun Berkarya dari Kaset hingga Youtube, Nyanyikan 400 Lagu

3. Kerap tampil di luar negeri

Sekarang banyak anak muda menyukai dan menjadi penikmat lagu-lagu Nasida Ria. Kami senang dengan konsep baru dan era digital karena tidak sulit cari kaset, tinggal buka Youtube bisa mendengarkan lagunya, tutupnya.NASida Ria Sekarang banyak anak muda menyukai dan menjadi penikmat lagu-lagu Nasida Ria. Kami senang dengan konsep baru dan era digital karena tidak sulit cari kaset, tinggal buka Youtube bisa mendengarkan lagunya, tutupnya.
Nasida Ria kerap tampil di luar negeri. Tahun 1998, mereka tampil di Malaysia untuk memperingati 1 Muharam.

Di tahun yang sama, mereka tampil di Berlin, Jerman di acara festival musik Islam internasional bernama Die Garten des Islam tahun 1994.

Dikutip dari Tribun Jateng, Nurhayati, anggota generasi kedua bercerita saat konser di Jerman tahun 1994, koper berisi kostum konser tertinggal di hotel.

Padahal mereka harus konser di beberapa tempat. Akibatnya, ia mengenakan kostum yang berbeda dengan personel lainnya. Semisal ketika temannya lainnya memakai kostum warna merah dia pakai kuning.

"Koper yang ketinggal tersebut baru sampai di Semarang ketika konser telah selesai," ujarnya.

Baca juga: ezzurA, Kumpulan Anak Muda Semarang Penerus Nasida Ria yang Melegenda

Lalu di tahun 1996, mereka juga tampil di Festival Heimatklange.

Sepuluh tahun kemudian, Nasida Ria mulai merambah generasi muda. Salah satunya tampil di acara RRREC FEst 2016 yang dikenalkan oleh Komunitas Ruangrupa (RURU) di Jakarta.

Mereka juga tampil di Holy Market 2017, Syncronize Fest 2018 dan 2019.

4. Terjebak banjir saat konser

Dikutip dari Tribun Jateng, Rien Djamain bercerita mereka sempat terjebak banjir saat konser di Wanasalam, Demak, Jawa Tengah.

Namun ia lupa tahun kejadiannya. Yang ia ingat, selepasa konser mereka tak bisa pulang karena terjebak banjir.

Mereka pun terpaksa mengindap did earah tersebut. Karena kondisi bencana, mereka harus bertahan di kondisi apa adanya sepertinya kesulitan toilet dan air minum.

Bahkan mereka terpaksa minum air limun karena tak ada air putih.

"Besoknya baru bisa pulang, ketika pulang melintas jalan bekas banjir yang masih dipenuhi lumpur tak menjadi masalah. Bahkan bersama teman-teman kami bahagia dengan saling bercanda sepanjang perjalan," ungkap dia, Jumat (8/1/2021).

Baca juga: Suara Terlalu Keras, Acara Musik di Kota Malang Tuai Polemik, Ini Kata Polisi

5. Gelar konser virtual

Nasida RiaFoto profil kanal YouTue Nasida Ria Management Nasida Ria
Di tahun 2020, Nasida Ria tampol secara virtual dari studio Nasida Ria di Gunungpati, Semarang untuk merayakan "45 Tahun Nasida Ria Berkarya."

Mereka menggelat konser secara virtual melalui akun Youtube karena pandemi dan tak bisa menggelar konser secara langsung.

Dikutip dari BBC Indonesia, Choliq Zain, General Manager Nasida Ria mengatakan Nasida Ria tetap produktif di saat pandemi dengan berbagai konten di platform digital termasuk mengisi acara di televisi swasta.

"Kalau pentas outdoor tidak boleh, harus pintar-pintar cari peluang. Manajemen membuat konser virtual di studio sendiri, lalu di-share ke YouTube," jelas dia pada awal tahun 2021.

Konser virtual sederhana menjadi strategi mendekatkan Nasida Ria pada pencinta musik segala umur. Sekaligus membuktikan grup musik kasidah modern asal Semarang ini tak redup dimakan zaman.

"Era digital harus berubah. Kalau tidak, kita ketinggalan zaman. Dulu kita jualan pakai kaset, CD, VCD, DVD, sekarang pakai YouTube. Ada banyak platform seperti Joox. Kalau ada yang bertanya tidak produksi, tidak tampil, sekarang klik bisa lihat ada vlog, kegiatan macam-macam," kata Choliq Zain.

Pria yang akrab disapa Gus Choliq itu menggantikan peran sang ayah, H M Zain, sosok di balik kesuksesan grup musik Nasida Ria.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com