“Wahai warga kampung, terimalah nasibmu untuk menjadi santapanku!” kata naga sambil terbang ke arah kampung.
Inyik Gadang Bahan yang melihat hal itu segera memberi tanda. Kentongan pun dibunyikan agar warga bergegas menyelamatkan diri.
Sementara sang naga mulai menyemburkan api dan menghancurkan perkampungan. Warga kampung yang melihatnya menjerit-jerit dan menangis, terutama wanita dan anak-anak yang ketakutan.
Akhirnya Inyik Gadang Bahan memutuskan untuk memancing sang naga beranjak dari kampung. Ia menantang sang naga untuk mengejarnya ke lembah tempat padang penggembalaan.
Sang naga yang diliputi amarah mengejarnya sambil terus menyemburkan api. Sampai di lembah, Inyik Gadang Bahan mendapat celah dan berhasil menebaskan kapak ke ekor sang naga.
Hal itu membuat Inyik Gadang Bahan makin bersemangat untuk mengalahkan sang Naga. Saat sang naga lengah, akhirnya ia bisa menebaskan kapaknya ke bagian tubuhnya. Sang naga pun bisa dikalahkan.
Naga besar itu melikuk kesakitan dan banyak mengeluarkan darah. Darah itu menggenangi tanah, di bagian kepala dan ekor sang naga.
Tempat naga meliukkan tubuhnya berubah menjadi dua buah cerukan yang sangat besar. Sementara bekas genangan darah terisi air dan berubah menjadi dua buah danau.
Danau inilah yang kemudian dikenal sebagai Danau Kembar di Sumatera Barat. Danau Atas adalah tempat kepala naga, sementara Danau Bawah adalah tempat ekornya.
Di dekat danau, padang penggembalaan tempat pertarungan terjadi dikenal dengan nama Alahan Panjang, sementara lembahnya dikenal dengan nama Lembah Gumanti dari istilah lembah naga yang mati.
Sumber: repositori.kemdikbud.go.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.