KOMPAS.com - Di Provinsi Banten, tepatnya di Pandeglang ada sebuah wilayah bernama Tanjung Lesung.
Asal-usul Pantai Tanjung Lesung dipercaya berasal dari sebuah cerita bernama Hikayat Raden Budog.
Baca juga: Menpar Dorong Tanjung Lesung Jadi Situs Geopark
Konon pantai yang memiliki pemandangan indah itu menyimpan sebuah cerita tentang kisah cinta Raden Budog dengan Sri Poh Haci.
Hikayat Raden Budog mengenai asal-usul Tanjung Lesung yang diceritakan turun-temurun ini kemudian menjadi salah satu cerita rakyat Banten.
Baca juga: Serunya Bersepeda di Pantai Tanjung Lesung
Berikut adalah cerita singkat dari asal-usul Tanjung Lesung, seperti dikutip dari laman Tribun Jateng.
Baca juga: 8 Bulan Pasca-tsunami Selat Sunda, Apa Kabar Kawasan Tanjung Lesung?
Alkisah di tatar Jawa hiduplah Raden Budog bersama seekor anjing dan kuda kesayangannya. Raden Budog adalah seorang pengembara yang gagah dan tampan dan berasal dari pesisir Laut Selatan.
Suatu hari Raden Budog mendapat mimpi bertemu seorang gadis dengan paras yang sangat cantik. Tak hanya sekali, mimpi itu datang berkali-kali dan membayangi pikirannya.
Akhirnya Raden Budog memutuskan untuk mencari sosok gadis tersebut. Diajaknya kuda dan anjingnya yang setia untuk turut serta.
Berhari-hari perjalanan ditempuh, namun sosok gadis itu belum ditemukan juga. Raden Budog, kuda, dan anjingnya mulai kelelahan.
Namun rasa penasaran Raden Budog memaksa mereka untuk terus berjalan. Sampai akhirnya di gunung Walang, sang kuda yang tengah membawa Raden Budog terjatuh ke lereng gunung.
Ia dan kudanya terluka, bahkan melihat pelana kudanya robek karena kecelakaan tadi. Melihat hal itu, Raden Budog akhirnya terpaksa memutuskan untuk beristirahat.
Setelah semua merasa cukup beristirahat, perjalanan kembali dilanjutkan ke daerah bernama Tali Alas. Raden Budog yang tak memiliki pelana dan memilih untuk menuntun kudanya.
Sampai di Pantai Cawar, Raden Budog tergoda untuk berenang dan menceburkan diri. Segarnya air menghapus rasa lelah setelah berjalan selama berhari-hari.
Setelah selesai berenang dan ingin melanjutkan perjalanan, terjadi hal yang aneh. Kuda dan anjingnya yang semua menurut tiba-tiba tak bergeming karena kelelahan.
Raden budog mengancam akan meninggalkan keduanya yang diam bagai batu karang walau telah didorong-dorong. Perkataan Raden Budog menjadi kenyataan, kedua binatang kesayangannya langsung menjelma menjadi karang.