Giliran pun tiba, si Badang mengambil waktu sejenak untuk melihat batu besar yang diangkat lawannya. Sebelum mengangkat batu itu, si Badang juga melayangkan pandangan ke Gunung Ledang, lalu ke Selat Singapura.
Tak disangka, si Badang bisa mengangkat batu besar itu dengan mudahnya. Batu itu bahkan ia lambung-lambungkan dari tangan kanan ke tangan kiri.
Tak hanya itu, si Badang lalu mengambil ancang-ancang. Batu besar itu dilemparkan si Badang ke arah laut dan sekejap hilang dari pandangan.
Rakyat Tumasik bersorak, si Badang langsung keluar sebagai pemenang. Raut wajah Tuan Putri pun berubah, dari gelisah menjadi senang bukan main.
Setelah hingar bingar kemenangan terlewati, terbesit pertanyaan dari Tuan Putri tentang di mana batu besar itu terjatuh. Si Badang menjawab bahwa batu itu pecah berserakan di kawasan sejauh 10 mil laut dari tempatnya sekarang.
Segera Tuan Putri memerintahkan hulubalang untuk mencari pecahan batu tersebut. Pecahan batu tersebut ditemukan di bagian utara sebuah pulau yang kini dikenal dengan nama Batam.
Kepingan-kepingan batu itu terlihat indah, sehingga oleh hulubalang kemudian disebut dengan Batu Ampar yang berarti batu yang terhampar.
Sumber: disbud.kepriprov.go.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.