Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan dari Pemerintah, Warga Tahu Lahannya Masuk Wilayah IKN Justru dari Tetangga

Kompas.com - 28/05/2022, 06:40 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

PENAJAM PASER UTARA, KOMPAS.com – Sosialisasi pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur, terhadap warga setempat ternyata tidak berjalan dengan baik.

Salah seorang warga Desa Pemaluan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara bernama Suariun (58) mengaku, tak ada seorang pun dari perwakilan pemerintah yang memberitahu bahwa lahannya masuk ke dalam Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Nusantara.

Ia justru mengetahui informasi itu dari tetangga yang lahannya juga masuk ke dalam KIPP.

"Enggak tahu saya (lahan masuk KIPP). Enggak ada yang kasih tahu. RT enggak kasih tahu, Bu Lurah juga enggak," ujar Suariun ketika Tim Kompas.com mendatangi kediamannya, baru-baru ini.

"Saya tahunya malah dari tetangga. Dia ribut-ribut katanya di sini mau untuk IKN. Dia nanya ke saya, Bude tahu enggak di daerah sini mau dimasukin jadi IKN? Enggak tahu, saya bilang," lanjut dia.

Baca juga: Warga IKN Minta Kompensasi Menguntungkan: Bila Tidak, Saya Akan Bertahan!

Atas kabar tersebut, Suariun yang sehari-hari menjaga kios kecil di depan rumahnya bertanya ke Ketua RT.

Dari Ketua RT lah Suariun mendapatkan kepastian bahwa lahan miliknya masuk ke dalam KIPP Ibu Kota Nusantara. Suariun cukup terkejut dengan kabar itu.

"Ya jujur saja kaget. Karena dulu pernah ada berita bahwa pembangunan IKN di Kaltim enggak ganggu warga, tapi ternyata kena. Ya kagetlah," ujar Suariun.

Sontak, kekhawatiran melanda Suariun. Ia takut pembangunan IKN bakal membuat hidupnya susah di masa mendatang.

Apalagi, rumah tempat ia bernaung saat ini nyaris rampung seratus persen. Ia sangat menyayangkan bila akhirnya terpaksa meninggalkan rumah yang dibangunnya perlahan-lahan sejak 2011 itu. 

"Sudah lama kepingin punya rumah. Baru ini. Ini pun belum jadi sempurna, tapi sudah senang tinggal di sini. Nah, kalau ada IKN, mau enggak mau kita (pergi) ya," ujar Suariun.

Saat ditanya setuju atau tidak Suariun dengan pembangunan IKN, ia tak bisa memilih jawabannya.

"Kalau mau dibilang enggak setuju, tapi ini pemerintah, ya kan? Jadi, ya saya enggak bisa ngomong apa-apa. Pasrah juga enggak. Enggak taulah, enggak bisa ngomong aku," ujar Suariun.

Di tengah ketidakberdayaan terhadap keadaan itu, Suariun hanya bisa berharap pembangunan IKN tidak justru menyulitkan kehidupannya.

Diketahui, wilayah Ibu Kota Nusantara ditetapkan terbagi atas tiga wilayah perencanaan. Pertama, yakni KIPP seluas 6.671 hektare. Kedua, zona dua kawasan IKN seluas 56.180 hektare. Ketiga, kawasan pengembangan IKN seluas 199.962 hektare.

Untuk pembangunan tahap pertama periode 2022-2024, pembangunan akan menyasar KIPP terlebih dahulu.

Di dalam KIPP sendiri, terdapat area permukiman yang terdiri dari dua desa, yakni Kelurahan Pemaluan dan Desa Bumi Harapan.

Meski demikian, tidak seluruh permukiman di dua desa itu masuk ke dalam KIPP. Hanya sekitar 60 hingga 70 persen daja dari dua desa itu yang masuk ke dalam KIPP. Selebihnya masuk ke zona dua IKN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Regional
Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Regional
Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Regional
Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Regional
Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Regional
Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com