Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produk Olahan Napi Tak Laku, Lapas Nunukan Merugi

Kompas.com - 27/05/2022, 16:07 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Wayan menegaskan, tidak mudah menjaga Lapas dengan jumlah napi yang jauh dari kapasitas.

Dari kapasitas normal 350 orang, Lapas Nunukan dihuni 1.215 orang. Biaya makan untuk mereka juga hampir Rp 1 miliar setiap bulannya.

Untuk mengantisipasi masalah negatif yang muncul dari keadaan tersebut, Lapas Nunukan intens mendatangkan mubaligh dan ustaz dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Nunukan.

Baca juga: Kedapatan Bawa Penumpang, 7 Mobil Pikap Dipajang di Alun-alun Nunukan

Para Dai dan ustaz diharap memberikan siraman rohani dan memberikan ilmu agama agar para WBP menjadikan kesalahannya sebagai pelajaran.

"Kita butuh uluran tangan semua pihak, produk kami ini semua tidak laku. Kita butuh investor dan kerja sama yang baik dari Pemerintah," tegasnya.

Terus berjuang meski kehabisan modal

Meski dihadapkan pada keadaan mencekik tersebut, Wayan masih terus berusaha melobi sejumlah instansi pemerintah seperti Dinas Pertanian Nunukan untuk meminta bantuan bibit jagung dan ditanam di lahan Lapas.

Lapas Nunukan sendiri, memiliki total 20 hektar tanah, dengan 3,7 hektar menjadi bangunan pemasyarakatan. Masih ada lahan sekitar 16 hektar yang bisa dimanfaatkan.

"Kita terus berusaha meski produk Lapas tidak laku. Kita segera tanam jagung di lahan 3 hektar. Bibitnya kita bermohon ke Dinas Pertanian. Kita juga sedang membuat taman agrowisata. Selain untuk memancing orang datang ke destinasi wisata tersebut, kita bisa sekalian mempromosikan produk WBP," jelasnya.

Baca juga: Dituding Penyebab Mutasi, Kepala Sekolah di Nunukan Dikeroyok Rekan Seprofesi

Selain itu, Wayan juga sudah berkomunikasi dan koordinasi dengan Pemkab Nunukan dan Pelindo.

Hal tersebut berkaitan dengan permohonan gerai untuk penjualan roti produk WBP yang akan ditempatkan di salah satu stand dalam Pelabuhan Tunon Taka.

"Kita akan tempatkan napi asimilasi di pelabuhan besar. Semoga ini bisa menjadi titik balik dan membuat konsumen mau membeli roti kami. Masalah cita rasa, bisa dibuktikan, karena dibuat dengan mesin canggih dan pembuatnya mendapat pelatihan langsung dari para ahli yang didatangkan dari ibu kota," kata Wayan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapal Logistik dari Malaysia Tenggelam di Perairan Kepulauan Meranti

Kapal Logistik dari Malaysia Tenggelam di Perairan Kepulauan Meranti

Regional
SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Tantang Mahyeldi di Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Tantang Mahyeldi di Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Regional
Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Regional
Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Regional
Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Regional
Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com