Wayan menegaskan, tidak mudah menjaga Lapas dengan jumlah napi yang jauh dari kapasitas.
Dari kapasitas normal 350 orang, Lapas Nunukan dihuni 1.215 orang. Biaya makan untuk mereka juga hampir Rp 1 miliar setiap bulannya.
Untuk mengantisipasi masalah negatif yang muncul dari keadaan tersebut, Lapas Nunukan intens mendatangkan mubaligh dan ustaz dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Nunukan.
Baca juga: Kedapatan Bawa Penumpang, 7 Mobil Pikap Dipajang di Alun-alun Nunukan
Para Dai dan ustaz diharap memberikan siraman rohani dan memberikan ilmu agama agar para WBP menjadikan kesalahannya sebagai pelajaran.
"Kita butuh uluran tangan semua pihak, produk kami ini semua tidak laku. Kita butuh investor dan kerja sama yang baik dari Pemerintah," tegasnya.
Meski dihadapkan pada keadaan mencekik tersebut, Wayan masih terus berusaha melobi sejumlah instansi pemerintah seperti Dinas Pertanian Nunukan untuk meminta bantuan bibit jagung dan ditanam di lahan Lapas.
Lapas Nunukan sendiri, memiliki total 20 hektar tanah, dengan 3,7 hektar menjadi bangunan pemasyarakatan. Masih ada lahan sekitar 16 hektar yang bisa dimanfaatkan.
"Kita terus berusaha meski produk Lapas tidak laku. Kita segera tanam jagung di lahan 3 hektar. Bibitnya kita bermohon ke Dinas Pertanian. Kita juga sedang membuat taman agrowisata. Selain untuk memancing orang datang ke destinasi wisata tersebut, kita bisa sekalian mempromosikan produk WBP," jelasnya.
Baca juga: Dituding Penyebab Mutasi, Kepala Sekolah di Nunukan Dikeroyok Rekan Seprofesi
Selain itu, Wayan juga sudah berkomunikasi dan koordinasi dengan Pemkab Nunukan dan Pelindo.
Hal tersebut berkaitan dengan permohonan gerai untuk penjualan roti produk WBP yang akan ditempatkan di salah satu stand dalam Pelabuhan Tunon Taka.
"Kita akan tempatkan napi asimilasi di pelabuhan besar. Semoga ini bisa menjadi titik balik dan membuat konsumen mau membeli roti kami. Masalah cita rasa, bisa dibuktikan, karena dibuat dengan mesin canggih dan pembuatnya mendapat pelatihan langsung dari para ahli yang didatangkan dari ibu kota," kata Wayan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.