Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Semarang Kaline Banjir..."

Kompas.com - 25/05/2022, 06:16 WIB
Rachmawati

Editor

 

Banjir di Semarang

Tak hanya banjir rob. Tercatat pada Jumat, 26 Januari 1990 dini hari yakni sekitar pukul 02.20 WIB. banjir bandang terjadi di Semarang. Kala itu kawasan yang paling parah meliputi komplek Sampangan dan Bongsari.

Hal tersebut dikutip dalam jurnal Banjir Bandang di Kodya Semarang Tahun 1990 yang ditulis Eko Hari Priyanto dan Nawiyanto, Jurusan Ilmu Sejarah, Fakultas Sastra, Universitas Jember.

Disebutkan kerugian dari banjir bandang di Semarang yang terjadi pada tahun 1990 mencapai 8,5 miliar.

Bahkan ketebalan lumpur sekitar 2-3 meter. Selain itu disebutkan ada 782 rumah rusak dengan korban belasan jiwa.

Baca juga: “Ngangsur Motor Empat Tahun, Kalah Dirusak Banjir Rob”

Banjir dipicu luapan Sungai Kaligarang yang datang dari arah Gunungpati dan Ungaran. Aliran deras mengaslir ke daerah yang lebih rendah seperti Sampangan, Semarang Selatan dan Bongsari, Semarang Barat.

Banjir yang datang adalah siklus 10 tahunan dan banjir tahun 1990 mengingatkan masyarakat Semarang pada banjir serupa di tahun 1980.

Sementara dalam jurnal Kajian Banjir Rob di Kota Semarang (Kasus: Dadapsari) yang ditulis Lilik Kurniawan disebutkan banjir terutama rob mengancam sekitar 1.346 hektare kawasan di Semarang.

Banjir akan menjadi disaat gaya tarik bulan berada di puncak kekuatannya. Lilik juga menuliskan ada beberapa yang menyebabkan parahnya banjir rob di Kota Semarang.

Baca juga: Fenomena Perigee Disebut Jadi Penyebab Banjir Rob Pesisir Jateng, Apa Itu?

Yang pertama adalah topografi yang tidak seragam dan membuat kawasan tanah yang jenuh di kawasan pesisir memiliki kemiringan relatif dasar. Topografi tidak seragan membuat tempat memiliki ketinggian lebih rendah dari pasang maksimum.

Batas antara tempat tersebut dengan laut memungkinkan terjadinya interusi air laut.

Penyebab kedua adalah penurunan tanah. Lilik menyebut dari faktor penurunan tanah ada dua teori yang mendukung.

Salah satunya adalah groundwater pumping. Dengan melimpahnya air tawar dalam patahan geologi di perut bumi Kota Semarang, menjadi pendorong industri di kawasan pesisir mengambil air tanah secara terus menerus hingga terjadi penurunan tanah.

Baca juga: Viral, Video Detik-detik Tanggul Tanjung Emas Semarang Jebol

Orang Eropa di atas jembatan kanal banjir barat Semarang tahun 1915.KITLV Orang Eropa di atas jembatan kanal banjir barat Semarang tahun 1915.
Teori selanjutnya adalah beban di atas muka tanah akibat perkembangan kota membuat bagian utara Kota Smearang mempunyai topografi relatif datar dan terus pesat seiring dengan perkembangan kota. Hal tersebut juga memicu penurunan tanah.

Hal lain menyebabkan parahnya banjir rob di Kota Semarang adalah bertambahnya tinggi permukaan laut akibat pemasana global. Disebutkan dalam penelitian Puslitbang Permukiman dan Prasarana Wilah, sejak tahun 2002, permukaan air lait di kawasan pesisir Semarang mengalami kenaikan hingga 5 mm setiap tahun.

Penyebab parahnya banjir adalah tingginya sedimentasi akibat perubahan tata guna lahan di Semarang Atas, sampah di dasar sungai, sistem drainase yang tidak tepat/tidak terawat hingga curah hujan dan fenomen alam lainnya yang secara tak langsung memperparah terjadinya banjir rob.

Baca juga: Analisis Faktor Penyebab Banjir Rob di Pantura Jateng

Hingga Mei 2022. Banjir masih rutin menyambangi Kota Semarang dan beberapa wilayah di Jawa Tengah. Sepeti lirik lagu jawa yang dipopulerkan Waldjinah. Semarang Kaline Banjir...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com