Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sapi Terjangkit PMK di Banyumas Bertambah Jadi 6 Ekor, Pemeriksaan Diperketat

Kompas.com - 20/05/2022, 16:11 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANYUMAS, KOMPAS.com - Temuan kasus penyakit mulut dan kaki (PMK) pada sapi di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, bertambah dari tiga menjadi enam ekor.

Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Dinkannak) Banyumas Sulistiono mengatakan, tiga ekor sapi yang diketahui terjangkit lebih awal telah disembelih.

"Hasilnya positif yang tiga ekor itu, sudah dipotong di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Wangon," kata Sulistiono kepada wartawan, Jumat (20/5/2022).

Baca juga: Dilarang Jual Ternaknya di Banyumas, Pedagang Adu Mulut dengan Petugas

Diberitakan sebelumnya, sebanyak tiga ekor sapi terindikasi mengidap PMK saat pemeriksaan di Pasar Hewan Ajibarang, Banyumas, Rabu (11/5/2022).

Sementara itu, Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinkannak Banyumas, Jan Aririjadi mengatakan, tiga ekor sapi lainnya yang diduga terjangkit PMK ditemukan di Kecamatan Sumbang.

Namun pihaknya tidak melakukan pemeriksaan laboratorium di Balai Veteriner, Wates, DIY, seperti tiga sapi pertama yang positif terjangkit PMK.

"Tidak kami periksakan di Wates karena di sana banyak pemeriksaan dari DIY, Jateng dan Jatim, mendahulukan yang belum diperiksa. Banyumas sudah ada positif PMK, jadi datanya hanya direkap," jelas Jan.

Baca juga: Tabrakan Beruntun 2 Mobil dan 1 Truk di Jalur Selatan Banyumas, 1 Penumpang Tewas

Dari ketiga sapi tersebut, satu di antaranya telah disembelih dan dua lainnya masih dalam masa karantina untuk pengobatan.

Untuk menghindari penyebaran virus penyebab PMK yang lebih luas, kata Jan, pihaknya memperketat pengawasan hewan ternak di sejumlah pasar hewan.

"Pengecekan di pasar hewan dilakukan sesuai jadwal pasar yaitu setiap Rabu dan Sabtu. Petugas puskeswan tiap hari juga keliling ke kandang untuk pengecekan," ujar Jan.

Jan mengatakan, hewan ternak yang tidak sehat, tidak diperbolehkan untuk masuk ke pasar hewan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dapat Penghargaan dari Serikat Pekerja/Buruh Sumut, Ini Upaya Pj Gubernur Sumut Sejahterakan Buruh

Dapat Penghargaan dari Serikat Pekerja/Buruh Sumut, Ini Upaya Pj Gubernur Sumut Sejahterakan Buruh

Regional
Cerita Luqman Nabung Sejak 2012 dari Hasil Jualan Bakso Bakar, Akhirnya Berangkat Haji Tahun Ini

Cerita Luqman Nabung Sejak 2012 dari Hasil Jualan Bakso Bakar, Akhirnya Berangkat Haji Tahun Ini

Regional
Diduga Malpraktik hingga Pasien Tewas, Lurah di Prabumulih Dinonaktifkan

Diduga Malpraktik hingga Pasien Tewas, Lurah di Prabumulih Dinonaktifkan

Regional
Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Regional
Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Regional
Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Regional
Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Regional
Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Regional
BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

Regional
2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

Regional
Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Regional
Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com