Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Aksi "Tajir Melintir" Crazy Rich, Gaya Hidup Semu atau Menabur Empati?

Kompas.com - 19/05/2022, 15:12 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Penulis

 

Gaya hidup semu

Seorang pengamat sosial yang juga psikolog di Yogyakarta, Arif Nurcahyo atau akrab disapa Yoyok, mengatakan, fenomena crazy rich tak lepas dua faktor, yaitu kemajuan teknologi media informasi dan pola komunikasi.

Di era modern, kata Yoyok, media sosial menjadi memberi ruang "aktualisasi diri" seseorang dan justru menjadi gaya hidup semu.

"Crazy rich memang fenomena unik, ketika ekonomi dan teknologi informasi menjadi prioritas sebuah generasi (masyarakat) dan tanpa disadari menjadi peristiwa psikologi berupa pemaknaan diri yang semu dan melekat sebagai gaya hidup atau prestise," katanya, kepada Kompas.com (19/5/2022).

Selain itu, mantan petugas asessor utama Mabes Polri ini, yang akrab disapa Kombes Yoyok ini mengatakan, media sosial hanyalah sarana dan bukan tujuan utama hidup.

Pemahaman ini, katanya, adalah dasar utama untuk mengelola pola komunikasi yang berdaya empati bagi masyarakat.

Baca juga: Mudik ke Grobogan, Crazy Rich Joko Suranto Borong Tengkleng Sekaligus Kualinya di Solo

Menguatkan empati

Di sisi lain, Yoyok menjelaskan, fenomena crazy rich ini sejatinya bisa menjadi role model bagi generasi muda dalam hal memahami kemajuan teknologi sekaligus pengembangan empati sosial.

Namun demikian, katanya, hal itu butuh keterlibatan dan tanggung jawab seluruh elemen masyarakat  

"Pentingnya literasi bahwa perkembangan teknologi sebagai sesuatu yang tidak bisa dibendung, tapi kesadaran bahwa teknologi hanyalah sarana atau metode," kata Yoyok, yang juga menjabat Kepala Pusat Keamanan, Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (PKKKL) Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.

"Dinamika perkembangan generasi menjadi tanggung jawab generasi sebelumnya. Maka sebagai generasi yang lebih tua kita harus belajar untuk memahami dunia mereka tumbuh dan berkembang. Dengan cara nunggoni (ngawasi), ngancani (menemani) dan nyontoni (memberi contoh) agar tidak kehilangan ruang komunikasi lintas generasi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Regional
Jalan Rusak, Seorang Wanita di Ketapang Melahirkan Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit

Jalan Rusak, Seorang Wanita di Ketapang Melahirkan Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit

Regional
Diduga Depresi Usai Bunuh Perempuan di Kamar Kos, Lansia Ini Gantung Diri di Pantai Kejora

Diduga Depresi Usai Bunuh Perempuan di Kamar Kos, Lansia Ini Gantung Diri di Pantai Kejora

Regional
Polisi Tangkap Pemuda Bawa Senjata Tajam saat Nongkrong di Solo

Polisi Tangkap Pemuda Bawa Senjata Tajam saat Nongkrong di Solo

Regional
Akui Tidak Punya Uang, Bernadus Ratu-Albertus Ben Bao Deklarasi Maju Pilkada Sikka dari Jalur Independen

Akui Tidak Punya Uang, Bernadus Ratu-Albertus Ben Bao Deklarasi Maju Pilkada Sikka dari Jalur Independen

Regional
3 Kader Demokrat Berebut Restu AHY di Pilkada Sumsel, Cik Ujang Klaim Sudah Kantongi Rekomendasi

3 Kader Demokrat Berebut Restu AHY di Pilkada Sumsel, Cik Ujang Klaim Sudah Kantongi Rekomendasi

Regional
Eks Komisioner KPU Konsultasi Calon Independen Pilkada Magelang

Eks Komisioner KPU Konsultasi Calon Independen Pilkada Magelang

Regional
Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Regional
Terima Pendaftaran Pilkada Manokwari, PDI-P: Kami Tak Koalisi dengan PKS

Terima Pendaftaran Pilkada Manokwari, PDI-P: Kami Tak Koalisi dengan PKS

Regional
Sepasang Calon Perseorangan Mendaftar di Pilkada Pangkalpinang

Sepasang Calon Perseorangan Mendaftar di Pilkada Pangkalpinang

Regional
Telan Anggaran Rp 6,79 Miliar, Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang-Demak Dikebut

Telan Anggaran Rp 6,79 Miliar, Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang-Demak Dikebut

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com